Bookmark and Share

Minggu, 18 Juli 2010

Yesus menyembuhkanku


-->

Sekitar tahun 2004 saya menderita sakit dibagian antara dada dan perut samping kiri apabila saya terlalu banyak berdiri atau banyak melakukan aktivitas sakit ini pasti datang atau kambuh . Awalnya saya pikir penyakit ini hanya sakit biasa-biasa saja, setelah saya mencoba berbagai obat-obatan  tidak ada perubahan  akhirnya saya berobat disalah satu dokter perusahaan saya dan hasilnya dokter tidak dapat menditeksi penyakit saya dan jawabannya penyakit yg saya derita hanya karena otot yang kaku kesimpulannya, hanya sakit biasa-biasa saja .
      Saya penasaran akhirnya saya ke dokter yang lain untuk memastikan penyakit yg saya derita ternyata dokter ini juga  tidak bisa menyembuhkan penyakit saya. Saya tidak menyerah saya konsultasi kebeberapa dokter yg saya kenal tapi semuanya tidak ada hasil. Setahun berjalan sudah penyakit saya tidak ada perubahan ketika saya terlalu banyak berdiri atau biasanya kalau saya jala-jalan berbelanja atau terlalu banyak berdiri bagian bawah dada sebelah kiri terasa sakit menusuk dan terasa nyeri sekali sampai2 saya harus mencari tempat duduk untuk menahan rasa sakit yang saya derita, penderitaan ini saya harus alami berulang ulang dan menjadi pergumulan . bertahun-tahun.
         Akhirnya saya coba memeriksa disalah satu laboratorium dan tidak lupa juga saya ke tempat ronsen untuk foto bagian yang sakit  ,dan hasil yang saya terima semua chek up yang sudah saya lakukan, hasilnya semuanya baik tidak tidak ada masalah dan ini menjadi tanda tanya  bagi saya , menurut pemeriksaan medis dan dokter tidak ada masalah namun rasa sakit yang saya alami tidak kunjung sembuh.
       Akhirnya saya mengambil keputusan untuk tidak lagi memeriksakan penyakit saya ke dokter, saya mengambil keputusan menyerhakan penyakit ini kepada Tuhan Yesus karena tidak ada jalan lain hanya Yesus Tabib yang ajaib yg sanggub mengadakan mujizat, bagi manusia tidak mungkin tapi bagi Dia semuanya tidak ada yang mustahil , dan hanya doa yang saya panjatkan kehadirat Tuhan dan dengan iman  saya jalani pergumulan sakit  saya selama 4 tahun, dana selama 4 tahun juga, saya menanti dengan penuh harapan bahwa Yesus sanggup menyembuhkan sakit saya .
       Sebagai orang percaya saya mengakui penyakit ini hanyalah bagian proses Tuhan untuk membentuk iman percaya saya, dan dengan hanya beharap kepada Tuhan, walaupun proses ini cukup lama akhirnya penantian itu pun saya raih lewat tangan  Yesus yang ajaib sanggup menjamah sakit saya tidak lewat obat-obatan atau perawatan dokter  hanya dengan Kasih karunia yang Ia berikan kepada setiap manusia dan saya menjadi bagian dari proses kesembuahan lewat mujizatTuhan Yesus yang ajaib.
Kesembuhan lewat tangan Yesus yang ajaib sudah bejalan satu tahun, dan hingga saat ini penyakit saya tidak pernah kembali lagi walaupun saya banyak melakukan aktivitas, banyak berjalan atau berdiri penyakit saya tidak pernah datang lagi dan sebagai ucapan syukur saya bersaksi lewat ibadah  ataupun  lewat kesaksian saya dalam tulisan ini ,semoga kesaksian saya ini bolehmenjadi kekuatan baru bagi saudara2 yang sakitnya tidak lagi bisa disembuhkan lewat medis , para dokter  atau pun obat-obatan hanya dengan besandar kepada Yesus tekun dalam doa dan ibadah dan melakukan firman disaat itulah jamahan tangan Tuhan lewat bilur-bilur berdarah dikayu salib menyembuhkan saudara dan saya Halleluyah Amin.

Yesus menyembuhkanku

Sabtu, 17 Juli 2010

Tuhan Yesus menyembuhkan saya



     Sekitar tahun 2004 saya menderita sakit dibagian antara dada dan perut samping kiri apabila saya terlalu banyak berdiri atau banyak melakukan aktivitas sakit ini pasti datang atau kambuh . Awalnya saya pikir penyakit ini hanya sakit biasa-biasa saja, setelah saya mencoba berbagai obat-obatan  tidak ada perubahan  akhirnya saya berobat disalah satu dokter perusahaan saya dan hasilnya dokter tidak dapat menditeksi penyakit saya dan jawabannya penyakit yg saya derita hanya karena otot yang kaku kesimpulannya, hanya sakit biasa-biasa saja .

      Saya penasaran akhirnya saya ke dokter yang lain untuk memastikan penyakit yg saya derita ternyata dokter ini juga  tidak bisa menyembuhkan penyakit saya. Saya tidak menyerah saya konsultasi kebeberapa dokter yg saya kenal tapi semuanya tidak ada hasil. Setahun berjalan sudah penyakit saya tidak ada perubahan ketika saya terlalu banyak berdiri atau biasanya kalau saya jala-jalan berbelanja atau terlalu banyak berdiri bagian bawah dada sebelah kiri terasa sakit menusuk dan terasa nyeri sekali sampai2 saya harus mencari tempat duduk untuk menahan rasa sakit yang saya derita, penderitaan ini saya harus alami berulang ulang dan menjadi pergumulan . bertahun-tahun.
         Akhirnya saya coba memeriksa disalah satu laboratorium dan tidak lupa juga saya ke tempat ronsen untuk foto bagian yang sakit  ,dan hasil yang saya terima semua chek up yang sudah saya lakukan, hasilnya semuanya baik tidak tidak ada masalah dan ini menjadi tanda tanya  bagi saya , menurut pemeriksaan medis dan dokter tidak ada masalah namun rasa sakit yang saya alami tidak kunjung sembuh.
       Akhirnya saya mengambil keputusan untuk tidak lagi memeriksakan penyakit saya ke dokter, saya mengambil keputusan menyerhakan penyakit ini kepada Tuhan Yesus karena tidak ada jalan lain hanya Yesus Tabib yang ajaib yg sanggub mengadakan mujizat, bagi manusia tidak mungkin tapi bagi Dia semuanya tidak ada yang mustahil , dan hanya doa yang saya panjatkan kehadirat Tuhan dan dengan iman  saya jalani pergumulan sakit  saya selama 4 tahun, dana selama 4 tahun juga, saya menanti dengan penuh harapan bahwa Yesus sanggup menyembuhkan sakit saya .

       Sebagai orang percaya saya mengakui penyakit ini hanyalah bagian proses Tuhan untuk membentuk iman percaya saya, dan dengan hanya beharap kepada Tuhan, walaupun proses ini cukup lama akhirnya penantian itu pun saya raih lewat tangan  Yesus yang ajaib sanggup menjamah sakit saya tidak lewat obat-obatan atau perawatan dokter  hanya dengan Kasih karunia yang Ia berikan kepada setiap manusia dan saya menjadi bagian dari proses kesembuahan lewat mujizatTuhan Yesus yang ajaib.

Kesembuhan lewat tangan Yesus yang ajaib sudah bejalan satu tahun, dan hingga saat ini penyakit saya tidak pernah kembali lagi walaupun saya banyak melakukan aktivitas, banyak berjalan atau berdiri penyakit saya tidak pernah datang lagi dan sebagai ucapan syukur saya bersaksi lewat ibadah  ataupun  lewat kesaksian saya dalam tulisan ini ,semoga kesaksian saya ini bolehmenjadi kekuatan baru bagi saudara2 yang sakitnya tidak lagi bisa disembuhkan lewat medis , para dokter  atau pun obat-obatan hanya dengan besandar kepada Yesus tekun dalam doa dan ibadah dan melakukan firman disaat itulah jamahan tangan Tuhan lewat bilur-bilur berdarah dikayu salib menyembuhkan saudara dan saya Halleluyah Amin.
Tuhan Yesus menyembuhkan saya

Jumat, 16 Juli 2010

Suami Istri Yang Saling Menyakiti

detail_img
Dua insan yang dulunya saling mencinta, menjadi begitu saling membenci dan penuh dengan dendam.
"Sewaktu menikah, melihat suami saya berubah itu membuat saya berpikir - Kok bisa berubah begitu banyak dengan sifatnya sewaktu pacaran itu baik, tetapi begitu rumah tangga kok... berubah. Dalam hal kecilpun dia bisa marah. Pokoknya sifatnya ya dibilangin malah kasar dan mau menang sendiri, egois. Kadang dia suka bilang ke saya sebagai istrinya bahwa saya itu tak punya otak, tak sekolah. Sebagai istri, saya sakit hati dibilang begitu," ujar Allien, istri dari Herman.
Herman sendiri bertutur, "Istri saya suka ngomong kasar. Apapun ia berkata kasar, kadang-kadang perbuatannya pun kasar. Pernah saya lagi makan siang, saya tanya - ini sendoknya mana? - Dia lempar dari dapur sendoknya. Sakit hati saya disitu. Trauma. Saya paling gak suka perempuan itu galak. Yang saya tahu istri saya sewaktu pacaran itu tidak keras. Orangnya lemah lembut. Tetapi setelah menikah, dia kok semakin kasar terus."
Semakin hari permasalahan semakin menumpuk. Saling mempersalahkan dan menuduh sudah menjadi bagian hidup mereka sehari-hari.
Herman berkisah, "Berkomunikasi dengannya sudah susah sekali. Saya sudah berusaha ingin ngomong, tapi tak pernah ada yang namanya kesepakatan sama sekali. Karena jika saya sudah ngomong sepatah, dia sudah ngomong sepuluh kata. Jika saya sudah denger dia ngomong sepuluh kata, saya diam. Jadi masalah itu saya bawa pergi. Saya sering keluar itu karena menghindari percek-cokan."
Terkadang Herman sering mendapat telepon dari teman-temannya untuk pergi makan di malam hari. Meskipun bingung, tetapi sebagai istri Allien menerima saja suaminya pergi menerima ajakan keluar rumah dari teman-temannya.
"Saya setiap malam selalu ijin pergi sama istri. Malam ini saya bilang A ulang tahun, besok lain lagi si B yang ulang tahun. Padahal tidak pernah, kita perginya ke diskotik. Saya ngebohongin istri saya," ujar Herman.
Setiap suaminya pulang, terkadang dalam keadaan muntah. Kadang pintu ingin didobrak oleh suaminya. Terkadang ia merasa ia seperti pembantunya.
"Pada waktu itu saya tidak pernah memikirkan istri saya. Tidak ada sama sekali. Saya malah senang jika melihat istri saya menderita," ujar Herman.
Rasa benci menjadikan Herman semakin menggebu-gebu untuk membuat istrinya menderita. Bahkan pada saat mereka sedang berhubungan intim.
"Dalam berhubungan intim pun, saya rasanya ingin menyakiti dia terus. Jadi tidak punya rasa mesra. Inginnya, menyiksa. Inginnya merasa puas sendiri. Saya tidak pernah mikirin apakah istri saya itu merasa sakit, atau merasa terpuaskan. Tidak ada sama sekali," ujar Herman.
Merasa tidak berdaya menghadapi sikap suaminya, Allien pun mencari pelampiasan untuk membalas perbuatan suaminya. Ia melampiaskan pada anaknya. Anaknya sendiri pun ia pukuli. Suaminya tidak mengetahui perbuatan istrinya pada anak mereka.
"Jika bapaknya tahu, saya bisa digebukin oleh bapaknya," ujar Allien.
Allien menambahkan sambil terisak, "Dahulu saya tidak memiliki rasa kasihan sama anak, karena saya sering dipukulin oleh suami saya. Jadi anak pertama saya habis saya pukulin."
Allien sudah merasa tidak kuat. Kerap ia ingin merasakan untuk bunuh diri. Kalau malam melihat anaknya tidur, ia suka merasa kasihan. Tetapi jika keesokannya lagi suaminya melakukan hal yang sama, anaknya pun tetap menjadi sasarannya. Ia kerap melampiaskan rasa frustasinya pada anaknya.
Keinginan Herman untuk menaklukkan istrinya pun semakin tak terbendung lagi. Bahkan ia nekat menggunakan kuasa kegelapan.
"Saya sering merasa dibantah oleh istri saya. Saya ingin buktikan bahwa ia akan nurut jika saya pasang susuk. Saya pasang susuk karena saya ingin buktikan pada istri saya bahwa saya adalah orang perkasa, bahwa saya adalah kepala rumah tangga yang kuat," ujar Herman.
Tetapi setelah pasang susuk, Herman justru semakin tambah emosi. Apalagi jika ia melihat segala omongannya selalu dibantah oleh istrinya. Tetapi susuk itu tak pernah terbukti sama sekali. Tetap saja istrinya melawan dirinya.
"Saya tidak pernah menyadari bahwa saya itu jahat. Yang saya tahu bahwa perbuatan saya itu menyenangkan hati saya. Saya merasa hati saya puas dengan kelakuan-kelakuan yang saya buat untuk dia," ujar Herman mengungkapkan bagaimana dahulu hatinya sudah begitu bebal.
Dahulu saking kesalnya, Allien sempat berpikir untuk meracuni suaminya. Kadang jika sedang tidur, apabila sudah dirasuki setan, kadang-kadang ia ingin menusuk saja suaminya.
Bukan surga dalam rumah-tangga yang mereka rasakan, namun neraka di dunia yang harus mereka hadapi setiap hari. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang senantiasa berdoa dan berlutut kepada Tuhan bagi mereka.
Allien mengungkapkan, "Saya diberitahu oleh anak teman saya bahwa saya itu didoakan oleh teman anak saya melalui anak saya hingga berpuasa. Puasa doa, puasa doa... Bergumul untuk mama-nya. Oleh anak saya yang kedua, saya sering diajak komsel olehnya. Saya sering marah kepadanya menanggapi ajakan anaknya."
Tetapi suami Allien berkata kepada Allien ketika melihat ia menolak ajakan anak mereka, "Kamu itu tidak punya agama. Kalau kamu mati, saya buang ke laut mayat kamu. Saya tidak mau urus mayat kamu."
Perkataan itu selalu terngiang-ngiang di benak Allien. Dia pun menuruti saran anaknya untuk menghadiri kelompok doa tersebut. Ternyata dia merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Jika di komsel kan suka sering didoain, suka ditanya apa pergumulan masing-masing dari kita. Saya bilang jikalau - ‘Saya tadinya belum mengenal Tuhan karena saya tadinya tidak percaya Tuhan. Hati saya kacau, hidup saya tidak tenang.' - Jadi saya pun didoakan. Rasanya enak sekali. Pikiran pun plong," Allien mengisahkan bagaimana ia merasa ketenangan ketika berkumpul bersama dalam komsel (komunitas sel, red).
Perubahan dari bagaimana ia tergabung dalam komunitas sel itu, ia merasa bahwa ia sudah lagi tidak marah-marah. Ia pun sudah tidak lagi memukul anak-anaknya. Dengan suami pun jika berbicara, ia sudah menjadi lebih lembut.
Tengah malam ia pun menjadi sering terbangun berdoa untuk suaminya. Kadang-kadang jika suami lagi tidur, ia sering tumpang tangan.
"Saya berdoa untuk suami saya agar karakternya berubah," ujar Allien.
Ternyata Herman sering tersadar bahwa di tengah malam istrinya sering mendoakan dirinya. "Ketika saya tertidur, saya sering tersadar jika istri saya bangun. Tetapi saya tidak tahu bahwa ia itu mendoakan saya," kisah Herman.
Suatu hari, kerap ketika pulang kerja Herman merasakan bahwa pekerjaan begitu sulit. Di rumah istrinya berkata, "Ya sudah, ke gereja saja. Pasti setelah gereja, pekerjaan kamu akan kelar."
Setelah mentok sana-sini, Herman teringat bahwa dahulu ia sering mendengar cerita bahwa Yesus itu melakukan banyak mukjizat, bisa menyembuhkan orang, dan lain-lain. Setelah berpikir, Herman mau juga untuk pergi ke gereja.
Herman lalu menghadiri kebaktian keluarga khusus untuk pasangan suami-istri untuk pertama kalinya. Ia merasakan sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya olehnya.
"Saya merasakan hati yang hancur. Saya merasakan ada jamahan. Ada perasaan bersalah. Saya ingat segala yang saya perbuat sama istri dan keluarga saya. Saya teringat semuanya. Kenapa setiap mendengar lagu-lagu rohani, air mata saya selalu keluar? Disitu saya mulai merasa damai sekali di hati," kisah Herman mengenai pertobatan pertamanya.
Hari demi hari, keluarga mereka mulai mengalami perubahan yang menakjubkan.
"Dulu jika biasanya ngobrol-ngobrol di tempat tidur, jadinya berantem. Tetapi setelah ngobrolin Yesus, itu rasanya damai. Memecahkan masalah kami. Jika ada sifat pasangan yang tidak disukai, kami bicarakan. Lalu masing-masing kami berjanji tidak akan begitu lagi. Jadi sekarang ada komunikasi di antara kami. Bicara pun lemah lembut. Tidak lagi bentak-bentak seperti dulu," kisah Herman mengenai perubahan dalam keluarganya.
Bahkan anak-anaknya pun sekarang sudah berani untuk curhat kepada Herman. Istrinya pun sudah tidak lagi membantahi dirinya.
"Saya benar-benar percaya bahwa Tuhan saya, Tuhan Yesus itu adalah Tuhan yang benar-benar membawa kedamaian. Membawa sukacita buat keluarga saya. Membawa berkat dalam keluarga saya," ujar Herman.
Allien sendiri berkisah, "Saya benar-benar tak pernah terpikir bahwa suami saya bisa berubah begitu cepat. Tuhan benar-benar baik mengubah suami saya. Karakternya sudah berubah sama sekali. Tadinya yang mau menang sendiri, tetapi sekarang jika istri bicara, dia mau mendengarkan. Saya benar-benar mengucap syukur!"
Herman sendiri mengucap syukur sambil menangis, "Begitu besar kasihnya. Sehingga saya yang berdosa saja mau diampuni. Mau dipilih untuk diselamatkan. Yang saya rasakan begitu luar biasa adalah keselamatan yang diberikan oleh Yesus kepada saya. Ketika saya sedang berjalan di tempat yang gelap dahulu, saya tidak pernah tahu bahwa saya ada jalan yang di tempat terang. Tetapi ketika saya di tempat terang, barulah saya tahu bahwa jalan yang saya lalui dahulu adalah di tempat yang gelap. Sekarang saya merasa lebih berharga. Saya merasa berharga sekali." (Kisah ini ditayangkan 15 Juli 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber Kesaksian:
Herman

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
Suami Istri Yang Saling Menyakiti

Senin, 01 Maret 2010

RUMAH TANGGA DIPULIHKAN


Lepaskan Pengampunan, Rumah Tangga Dipulihkan



"Papa rencana akan mengirim saya ke Amerika untuk bersekolah, tetapi saya memilih berkeluarga karena saya jatuh cinta dengan laki-laki ini. Kita pacaran satu bulan dan memutuskan menikah," kata Elis membuka kesaksiannya.
Namun kenyataan ternyata tak seindah yang mereka bayangkan. Rumah tangga yang baru mereka bina terusik oleh rahasia masa lalu yang disimpan rapat-rapat oleh Antoni.
"Sejak awal malam pertama ada sesuatu yang salah. Bahkan dia tidak berhasil menunjukkan kepada saya tabungan yang dulu dia tunjukkan sama saya, juga tidak bisa membantu membayar mobil dan satu persatu ya motor ya kamera hilang jadi saya apa sih yang saya bikin. Saya seperti membeli kucing di dalam karung rasanya. Saya kecewa sekali. Saya gak duga sesuatu yang selama ini saya banggakan, pribadi yang saya banggakan. Papa udah bilang, ‘kalau kamu pilih menikah, maka kamu tidak sekolah ke Amerika' Saya pilih dia. Habis pulang kerja dia tidur, kalo saya ngajak cerita hal-hal lain dia sepertinya takut terungkap. Jadi ini membuat suasana rumah jadi panas. Saya juga jadi arogan karena mungkin saya harus jujur posisi saya lebih diatas angin dibanding dia. Dari sisi keuangan, dari sisi pengetahuan mungkin saya merasa saya hebat. Saya udah korbankan segala sesuatu buat kamu kok kamu buat saya seperti ini. sekolah saya korbankan, semua telah saya korbankan untuk seorang laki-laki yang sangat-sangat saya cintai." ungkap Elis menjelaskan awal pertengkarannya dengan sang suami.
Sikap Antoni terhadap istrinya bukanlah tanpa sebab dan itu semua bermuara pada saat dia pernah tinggal 11 tahun dengan seorang wanita di Papua. Perasaan bersalah dan takut peristiwa itu terbongkar membuatnya tertekan sehingga ia menjadi seorang yang pendiam. Sikap diam yang ditunjukkan oleh Antoni bukan membuat Elis semakin melembut, tetapi semakin keras.
"Waktu itu masih 3 bulan kehamilan anak saya yang kedua, Jonathan. Saya beritahu saya hamil karena memang kami jarang berhubungan dan kondisi tahun-tahun pertama kami menikah memang ribut melulu gitu ya. Keras kepala masing-masing, mau menang sendiri. Akhirnya suami saya tanpa sengaja saya kira bukan dari hatinya seperti itu mengatakan dia belum siap mempunyai anak lagi," ujar Elis.
"Waktu di telepon, ‘Pak, saya hamil terus gimana?' Terus saya jawab, ‘terus gimana?' Ya sudah gugurin aja kalau memang berat. Kok dia nanya gitu ya. Kami ini kan sudah lama tidak berhubungan ya. Saya pulang ke rumah dengan marah besar. Saya cuma bisa diam. Itu memang senjata saya, dari dulu diem, tetapi ternyata kediaman saya itu tidak bisa meng-clear-kan suasana," cerita Antoni.
Ketika sampai di rumah dari kantor, Elis membungkus pakaian Antoni, suaminya dengan maksud untuk mengusir. Merasa harga dirinya sudah terinjak-injak, kemauan sang istri pun akhirnya dituruti. Perceraian pun tidak bisa terhindarkan lagi.
"Sebetulnya rasa takut itu ada. Kalau dia gak balik gimana anak-anak, saya jadi janda dong. Tetapi, ingat-ingat kelakuan dia, terus rasa sesuatu salah yang tidak bisa dikomunikasikan, terus saya baru melahirkan, emosi saya masih tinggi banget. Itu nutupin semua rasa itu. Bahkan saya ingat berminggu-minggu rasa marah saya masih memuncak" kenang Elis.
14 Tahun Elis harus hidup bertiga dengan kedua anaknya. Masa itu bukanlah masa yang indah, melainkan masa-masa yang sungguh sangat sulit. Ayahnya dipanggil Tuhan setelah mengalami serangan jantung dan sempat dirawat 5 bulan di rumah sakit. Ibunya menderita kanker darah merah. Adiknya yang bungsu masuk ke penjara karena kasus narkoba, kedua anaknya mengalami sakit penyakit DBD, rumah sakit yang dipimpinnya mengalami permasalahan keuangan dengan mitra rumah sakit yang dipimpinnya selama 10 tahun itu. Hidupnya benar-benar kacau ketika itu. Kekayaan yang ia miliki selama ini habis sudah untuk membayar semua tanggungan yang dibebankan kepadanya. Jiwanya pun benar-benar capai menghadapi peristiwa demi peristiwa saat itu.  
Suatu hari, dalam perjalanan ke rumah, dia mengalami peristiwa yang mengherankan. Kaset yang baru ia beli memutar sebuah lagu yang berisi kata-kata yang menguatkan dan menyetak batinnya. Lagu itu seperti berkata bahwa ia sudah dipilih Tuhan sebelum bumi dijadikan, tidak ada sesuatu yang kebetulan jika ia hidup sampai saat ini. Namun, hatinya berontak, "Jika Allah itu ada, mengapa banyak kemalangan yang ia alami?" begitu pikiran Elis. Namun, kasih Tuhan yang Dia rasakan melalui lagu yang masih berputar tersebut membuatnya tidak dapat berkata-kata apa, selain berserah kepada-Nya.
Hari demi hari dilewati Elis sebagai seorang dokter di sebuah klinik kecil. Bagi Elis, Sabtu itu akan sama seperti biasanya. Dia tidak menduga akan mendapat sebuah kejutan. Seorang pria berjaket kulit yang sedang duduk di teras klinik yang disapanya ketika itu, tidak lain adalah Antoni, suami yang telah berpisah darinya berbelas-belas tahun lamanya. Gugup dan terkejut, ia pun masuk ke ruangan praktiknya. Di sana ia memanggil suster dan menceritakan mengenai apa yang dialaminya ketika ia menghadiri acara Healing Movement Camp.
Di sana, ia mengalami pemulihan dari Tuhan. Pada satu sesi mengenai luka batin, Elis harus membongkar isi hatinya yang hitam karena sakit hati dan dendam atas perbuatan sang Antoni, sang suami kepada Raja diatas segala raja. Lewat proses yang panjang, ia pun akhirnya dapat melepaskan pengampunan sejati kepada pria yang telah menyakiti hatinya tersebut.
14 tahun sudah Elis berpisah dengan Antoni. Saat Elis mengampuni Antoni dengan cara yang Tuhan inginkan, doanya pun terkabulkan pada Sabtu pagi itu.
"Setelah saya urus satu dua pasien, saya minta dia masuk. Saya bilang, ‘apa kabar?' Saya salam dia. Saya minta dia masuk persis dengan kondisi perkenalan saya pertama kali dengan dia di Biak," kata Elis.  
"Perasaan saya waktu pertama kali bertemu dengan istri saya sebetulnya biasa saja sih. Saya pengin ketemu untuk melihat anak-anak. "bagaimana sih keadaan mereka sekarang, tidak pernah terpikirkan untuk kembali lagi. Tidak terlintas sama sekali," ujar Antoni.
Kata-kata permintaan maaf akhirnya keluar dari mulut Elis kepada suaminya. Ia menyadari bahwa selama menjadi istrinya ia tidak bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Dalam pertemuan itu, peluk dan cium diberikan Elis kepada Antoni sebagai bentuk kasih dan rasa rindu dirinya kepada sang suami. Pertemuan itu pun menjadi awal baru bagi keduanya untuk menjalin hubungan yang sempat terputus belasan tahun lamanya. Tuhan pun bekerja disana.
Berjalan dengan waktu dimana benih-benih cinta kembali bersemi di hati Elis dan Antoni, kedunya pun akhirnya memutuskan kembali meneguhkan pernikahan mereka yang sempat terkoyak belasan tahun
"Kami memutuskan untuk peneguhan itu sebetulnya keterbukaan saya waktu kejadian masa silam saya ceritakan dan istri saya sudah mengampuni dan memaafkan saya. Itu sebetulnya yang membuat saya lebih lega lagi untuk mengatakan, ‘ya sudah kita peneguhan kembali lagi'" kata Antoni.
9 September 2008, Tuhan menjawab doa Elis. Akhirnya dilangsungkan peneguhan pernikahan bagi Elis dengan Antoni.
"Aduh bahagiaaaa sekali lebih dari pernikahan pertama. Ini baru pernikahan saya bilang. Ini kerasa bahagia dari Tuhan bukan karena cinta buta, cinta yang menggebu-gebu, kedagingan, tetapi Roh, jiwa  semua dilibatkan sama Tuhan," aku Elis dengan wajah yang berseri-seri.  
"Saya sangat berterima kasih terutama kepada Tuhan Yesus. Saya bersyukur mendapatkan istri sebaik dia." Ungkap Antoni.
"Arti Tuhan Yesus buat kehidupan saya adalah segalanya. Dia nomor satu, baru keluarga saya. Bagi saya, Dia adalah hidup mati saya, nafas saya. Tanpa Dia, saya gak bisa apa-apa. Saya sudah menjalani pahit getirnya hidup sebagai orang berkecukupan sama sebagai orang yang sangat berkekurangan. Tetapi Tuhan tetap ada disana menopang saya. Kalau bukan karena Dia, mungkin saya sudah bunuh diri. Jujur saja, awal-awal perpisahan saya punya perasaan ingin bunuh diri karena kacau semua hidup saya, tetapi Tuhan pulihkan. Semua Tuhan izinkan terjadi dan semua Tuhan pulihkan terjadi, saya belajar hanya Tuhan yang bisa menyelesaikan permasalahan saya, hanya Tuhan Yesus yang bisa menguatkan dan membuka pintu-pintu kesempatan saya untuk bisa mendapatkan kemuliaan Dia karena saya melihat betul-betul ketika tidak ada jalan dan saya angkat tangan ke atas melihat Tuhan, Dia pasti membuka jalan," ujar Elis mengakhiri kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 01 Maret 2010 pukul 23:00 Wib dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Elis Anggraeni

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi

RUMAH TANGGA DIPULIHKAN

Jumat, 29 Januari 2010

Ipad Gadget tercanggih dari Apple

Apple Tablet (mungkin) akan keluar September 2009


Rumor mengenai kehadiran produk Apple tablet sudah ramai dibicarakan sejak satu tahun lalu, sebagian orang terutama bagi mereka yang fanatik terhadap produk-produk Apple selalu mengikuti perkembangan informasi akan kehadiran produk ini.
Baru-baru ini kami mendapati kabar dari Financial Times yang memperkuat rumor tersebut bahwa saat ini Apple sedang mempersiapkan peluncuran produk tersebut untuk diluncurkan pada musim Natal tahun ini.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa produk Apple tablet ini akan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
  • Ukuran layar: 20 inci diagonal dengan kemampuan layar sentuh.
  • Fungsi Telepon: Tidak tersedia, produk ini akan lebih menyerupai iPod Touch berukuran besar ketimbang iPhone.
  • Koneksi Nirkabel: Memiliki kemampuan untuk dapat mengunduh media melalui iTunes.
  • Saingan untuk Kindle: Kemungkinan besar akan memiliki kemampuan sebagai pembaca buku elektronik, apakah ini sebuah saingan untuk Amazon Kindle ?
  • Tanggal peluncuran: Musim Natal, Bulan September 2009
Perkiraan bentuk Apple Tablet
Perkiraan bentuk Apple Tablet
MacBook Touch Mockup by Gizmodo
MacBook Touch Mockup by Gizmodo
iPhone Pro by ArtilleriUnit
iPhone Pro by ArtilleriUnit
Apple 
iPad by Kleber_zion
Apple iPad by Kleber_zion
MacBook Touch
MacBook Touch
Ipad Gadget tercanggih dari Apple

Selasa, 26 Januari 2010

Pernikahanku, Prahara Hidupku



Pernikahanku, Prahara Hidupku


- Jawaban.com -
View: 3154 times
Pernikahan bagi banyak orang diharapkan menjadi tempat untuk menemukan kebahagiaan hidup yang sudah diidam-idamkannya. Namun ternyata harapan itu tidak pernah terwujud dalam hidup Kristanti. Setelah dia menikahi pria pilihannya, Kristanti menyesali semuanya dan merasa telah memilih pria yang salah.
"Dalam bayangan aku kalau orang menikah itu pasti enak, ekonomi cukup. Tapi kok aku selalu kesulitan uang ya... Aku menjadi kecewa, kesal, sering marah, sering berkelahi hanya soal uang. Aku merasa suami kok ngga mau cari uang dengan giat sehingga aku bisa hidup berkecukupan. Berbagai penyesalan muncul, kenapa kok aku kawin dengan orang seperti itu ya? Kenapa kok aku mau dengan orang yang tidak punya masa depan? Tidak punya pendidikan yang tinggi? Kenapa aku harus hidup seperti ini, tidak seperti yang aku bayangkan sebelum menikah? Aku geram.. Aku marah..."
Kemarahan dan kekecewaan terhadap suaminya menguasai hati Kristanti, dia menganggap sang suami tidak becus. Hal ini membuat Kristanti memutuskan untuk mengambil tanggung jawab yang seharusnya di pikul sang suami. Dia bekerja keras membangun suatu usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan sebagai pembuktian pada sang suami, namun semua itu membuat karakternya berubah total.
"Akhirnya aku usaha sendiri, wiraswasta catering. Pada waktu itu usahaku menjadi maju. Namun hal itu malah memunculkan karakter asliku yang keras, maunya marah-marah, maunya berkelahi, merasa tidak puas. Aku merasa kalau aku bekerja keras, aku pasti berhasil."
Kesuksesan yang dicapai oleh Kristanti tidak merubah sedikitpun karakter suaminya, bahkan semakin hari pertikaian diantara mereka semakin sengit dan sang suami menjadi semakin pasif.
"Aku sempat berkata pada suamiku, ‘aku bisa hidup tanpa kamu.' Aku katakan hal itu sambil menunjukkan jari kepadanya."
Rasa sakit hati dan kekecewaan Kristanti ternyata tidak hanya diluapkan pada sang suami, bahkan buah hatinya juga terkena imbas. Mereka sering kali juga menerima perlakuan yang keras dari Kristanti.
"Sama anak-anak aku juga keras, sehingga anakku jadi nakal. Bukannya aku arahkan, anakku itu aku marah-marahin. Kadang aku banding-bandingkan dia dengan anak-anak orang lain yang sudah berhasil. Bahkan dalam suatu kejadian, aku sedang menggoreng sesuatu, anakku datang minta uang. Aku marah dan bilang sama dia, ‘Pergi kamu! Aku siram loh dengan minyak ini! Aku bukan makan dari kamu ya... Aku bisa cari makan sendiri!'"
Apa yang didapatnya membuat Kristantin seperti di atas awan dan merasa kuat. Namun sebuah berita menghantam semua kesombongan dan kepercayaannya. Berbagai masalah datang secara bertubi-tubi seperti kutuk yang menghantui keluarganya.
"Pada suatu hari aku sedang mandi, dan di payudara sebelah kanan ada benjolan. Aku memeriksakan diri ke dokter, dan divonis kanker."
Saat itu dokter memberikan diagnosa bahwa Kristanti mengidap kanker payudara stadium tiga. Hal ini membuatnya sangat ketakutan.
"Saat aku mendengar vonis dokter itu, aku seperti disambar halilintar. Aku gemetaran, badanku lemas, seperti mau jatuh. Aku bilang sama kakakku, kalau aku sakit kanker pasti aku mati. Bagaimana dengan dua anakku ini. Aku pikir pasti suamiku kawin lagi. Aku berikan anakku yang perempuan ini sama kakak. Anggap saja anak sendiri. Anakku yang perempuan ini baik kok.. Tapi yang lelaki ini sama siapa ya? Kakakku bilang, udah jangan ngomong kaya gitu, nanti juga kamu sembuh."
Ditengah-tengah kebimbangan, Kristanti akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan payudara. Namun belum sembuh rasa sakitnya, sesuatu terjadi atas suaminya.
"Sesudah di operasi, aku masih tetap keras. Aku masih tetap bebal. Hingga suatu hari ada telepon dari rumah sakit, memberitahu kalau suamiku kecelakaan. ‘Matanya bu yang parah, badannya sih ngga apa-apa. Matanya sih yang kena, yang parah.'  Perasaanku sedih, aku sendiri sakit belum sembuh, kok sudah kecelakaan lagi... Aku sudah merasa berdosa. Aku mulai bertanya-tanya dalam hati, ‘Dosa apa ya keluarga kita ini, kok masalah demi masalah datang bertubi-tubi. Dosa apa ya?' Aku merasa di skor sama Tuhan satu-satu, aku kehilangan satu payudara, dan suamiku kehilangan satu mata."
Tetapi kemalangan yang dialami oleh Kristanti dan keluarganya tidak berhenti di situ. Setelah dia sakit, suaminya kecelakaan, dan sempat mengalami kemalingan, maka usahanya pun bankrut. Semua uangnya habis untuk biaya pengobatannya, dan operasi sang suami.
"Tidak bisa terbayangkan betapa sedihnya aku saat itu, betapa kecewanya aku. Bahkan pernah muncul keinginan untuk bunuh diri. Aku pikir kalau aku mati, aku sudah tidak melihat apa-apa lagi. Tapi muncul dalam benakku, kalau aku mati anak-anakku dengan siapa ya..?"
Permasalahan demi permasalahan membuatnya terpaksa merendahkan diri. Namun ternyata hal ini malah menjadi awal titik balik kehidupannya.
"Aku sempat kerja sebagai pembantu hotel, dan di gaji hanya tiga ratus ribu. Yang tadinya memerintah orang, sekarang diperintah orang. Aku juga pernah di maki-maki oleh majikanku. Namun hal itu membuat aku bangun, aku sadar, kalau aku tidak boleh hidup seperti yang dulu lagi. Aku harus berubah."
Kristanti merasa sudah jatuh ke titik terendah hidupnya. Melalui ajakan seorang teman, dia mengikuti sebuah kegiatan rohani, dan ternyata melalui hal itu, Kristanti menemukan titik terang untuk keluar dari kemalangan-kemalangan yang dialaminya.
"Waktu aku dengar kotbah itu, aku sudah mengucurkan air mata. Waktu dipanggil siapa yang mau didoakan, aku yang paling pertama maju. Aku merasa sangat berdosa. Aku tahu, aku berdosa sama suamiku, aku galak sama suamiku. Aku pukul-pukul dadaku sambil berseru, ‘aku orang berdosa, aku orang berdosa, ampuni aku Tuhan.' Kemudian anakku datang memelukku dan bilang, ‘Ampuni aku mami.. ampuni aku mami..' lalu dia memeluk suamiku, ‘ampuni aku papi..ampuni aku papi..' dan aku pun lakukan hal yang sama, ‘Ampuni mami io... Kan saya bersalah toh.. karena aku tidak mendidik anakku dengan benar. Karena aku sibuk, karena aku ingin kaya, tidak memperhatikan anak, tidak ada kasih sayang. Dan mulai saat itulah kami saling memaafkan."
Berlahan tapi pasti, keluarga Kristanti mulai berubah menjadi keluarga yang harmonis. Saat ini mereka dapat merasakan arti dari sebuah keluarga yang sesungguhnya.
"Dibalik kehancuranku, sakit penyakit, kecelakaan suamiku, kebangkrutan usahaku, Kemalingan dan sebagainya, ada hikmahnya dibalik semua itu. Hal itu membuat saya berubah, pandangan hidup berubah, pola hidup juga berubah, aku diubahkan. Bukan siapapun yang mengubah aku, hanya Tuhan Yesus yang mengubah aku. Ternyata uang itu bukan segala-galanya, uang itu hanya pelengkap saja. Aku sekarang mulai bisa menomor satukan Tuhan. Aku merasa Tuhan Yesus itu begitu mengasihi aku, Dia sangat baik. Dia luar biasa, Dia Tuhanku, Dia penolongku dan Dia juga penghiburku."
(Kisah ini sudah ditayangkan 21 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber Kesaksian:
Ibu Kristanti


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pr
Pernikahanku, Prahara Hidupku

Cacat Tak Menghalangiku Untuk Menjadi Dokter






View: 571 times
Yacobus kecil dilahirkan sebagai anak yang sehat dan bahagia dimana ia sangat menikmati saatnya bermain dan juga bersenang-senang dengan teman-temannya.
"Sewaktu kecil saya termasuk anak yang agak nakal. Waktu SMP saya pernah jatuh dari sepeda. Pertama kali jatuh dari sepeda itu sebenarnya hanya karena sekedar bermain-main sepeda cross yang lagi trend saat itu. Mungkin karena badan saya yang gemuk, jadi sepeda itu terbanting dengan keras," kisah Yacobus akan masa kecilnya.
Namun tidak hanya sekali, Yacobus pun terjatuh dari sepeda untuk yang kedua kalinya. Tulang belakannya pun mengalami cedera parah.
"Waktu itu saya naik sepeda juga. Hanya saja saya dibonceng di belakang sambil berdiri. Jadi sewaktu sepeda menabrak bantalan jalan, sayapun terjatuh ke belakang. Jadi saya jatuh dari sepeda dua kali. Pada waktu itu karena takut dimarahi orangtua, saya sempat menyembunyikan sakit itu. Saya tidak menceritakannya kepada orangtua tentang kejadian saya jatuh dari sepeda. Saya hanya memberitahu papa dan papa saya bantu dengan mengurut-urut bagian belakang saya," ujarnya.
Namun masalah baru saja dimulai. Perlahan-lahan akibat benturan jatuh dari sepeda tersebut, tulang belakang Yacobus mulai bengkok hingga tubuhnya pun mulai terlihat bungkuk.
"Proses bungkuknya itu perlahan-lahan terjadinya. Jatuh waktu kelas 1 SMP, baru di kelas 3 SMP mulai kelihatan bungkuk. Karena kondisi fisik saya yang tidak sempurna itu, jadi saya juga agak minder untuk bergaul," kisah Yacobus.
Semakin hari krisis kepercayaan diri Yacobus semakin meningkat sehingga ia sangat minder dalam bergaul dan menyesali akan kelalaiannya di saat ia kecil.
"Saya sempat berpikir kenapa waktu itu saya tidak hati-hati sampai bisa cedera seperti ini dan tulang belakang saya bengkok," ujar Yacobus dengan nada penyesalan.
Namun Yacobus tidak cepat putus asa. Ia pun membulatkan tekad untuk menempuh pendidikan di Fakultas kedokteran. Namun halangan demi halangan kembali menghadangnya. Sewaktu ia menemui dokter yang berada di dekat rumahnya untuk meminta surat keterangan sehat, dokter tersebut mengatakan kepada Yacobus bahwa dirinya tidak mungkin untuk kuliah di kedokteran dengan kondisi fisiknya yang seperti itu. Tapi Yacobus tetap memutuskan untuk maju dan tidak menyerah.
Dengan tekad dan keinginan yang bulat, Yacobus pun akhirnya bisa menempuh pendidikan di Fakultas kedokteran. Walaupun terkadang ia merasa minder dengan kondisi fisiknya ketika ia berada di kampus, namun Yacobus tetap optimis demi meraih cita-citanya sebagai dokter yang ia impikan.
"Yang jelas ketika lulus, saya merasa senang karena akhirnya saya berhasil menjadi dokter dan ayah saya juga memang menginginkan saya untuk menjadi seorang dokter," tutur Yacobus.
Namun tanpa Yacobus duga, musibah pun terjadi dan mengubah kehidupannya. Oleh teman kostnya yang sedang merayakan lebaran, Yacobus diajak untuk pergi ke rumah saudaranya.
"Saya tidak ingat apa yang terjadi sebelum kejadian. Hanya saja dari cerita teman saya, waktu itu saya bawa motor dengan kencang. Di jalan yang menurun, tiba-tiba ada belokan. Saya dan teman sayapun terjatuh. Saya langsung pingsan tak sadarkan diri. Ketika tersadar di rumah sakit, saya benar-benar shock berat. Saya tidak dapat merasakan kaki saya. Semakin saya tahu, semakin depresi saya rasakan saat itu," kisah Yacobus.
Yacobus benar-benar dikuasai oleh perasaan depresi. Ia merasa karirnya hancur seketika. Sebagai dokter, ia merasa tidak ada lagi masa depan baginya. Namun di tengah perasaan depresi akibat kelumpuhan yang Yacobus rasakan, Yacobus tetap mencoba untuk berpikir positif tentang segala sesuatu yang pernah terjadi dalam hidupnya.
"Setelah kecelakaan itu, walaupun saya sempat depresi, merasa Tuhan telah meninggalkan saya, saya mengingat-ingat masa yang lalu bagaimana Tuhan selalu menolong saya setiap kali saya meminta tolong. Tuhan tidak pernah meninggalkan saya," ungkapnya dengan yakin.
Yacobus pun mencoba untuk bangkit dari keterpurukannya walaupun halangan dan juga tantangan tetap datang kepadanya.
"Di tahun 2001 sekitar bulan Juli, teman saya mulai memotivasi saya dengan mengajak praktek di daerah Teluk Naga Tangerang. Pertama kali menerima pasien, saya sempat melihat bagaimana pandangan pasien saya, dokternya saja sakit bagaimana bisa mengobati orang lain? Lalu kemudian ada pasien yang mendaftar tapi kemudian ia pergi," kisah Yacobus akan masa-masa ketika ia berusaha bangkit dari keterpurukannya.
Namun hal-hal tersebut tidak membuat Yacobus putus asa. Ia semakin mendekatkan diri dan terus berserah kepada Tuhan. Sampai Tuhan benar-benar memulihkan kepercayaan dirinya.
"Saya berpikir dengan kondisi saya ini, Tuhan juga mempunyai suatu rencana dalam hidup saya. Firman Tuhan berkata bahwa rancangan Tuhan itu adalah sebuah rancangan sukacita bagi kita, rancangan damai sejahtera. Itu yang saya pegang," ungkap Yacobus.
Agnes, kakak Yacobus mengungkapkan perubahan yang terjadi atas diri Yacobus, adiknya. "Dia menjadi lebih bersemangat lagi menghadapi masa depannya. Karena kami keluarganya juga mengatakan bahwa Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang. Dan Yacobus juga tetap bisa buka praktek walaupun cacat. Karena kondisi cacatnya, Yacobus punya niat untuk membantu orang lain yang menderita seperti dirinya. Saya bangga kepada Yacobus karena dia bisa mempergunakan talentanya untuk sesama walaupun kadang-kadang kakinya sakit, dia sendiri juga merasakan sakit, tapi Yacobus tetap menjalankan tugasnya sebagai dokter."
"Saya merasa Tuhan memberi saya keluarga yang mendukung saya, Tuhan memberi teman-teman yang bisa mensupport saya agar saya bisa praktek, sehingga hidup saya bisa bermanfaat. Tuhan itu begitu baik, tidak pernah meninggalkan saya. Selalu membimbing, menjagai saya, sampai kapanpun," ujar Yacobus menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 19 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
dr. Yacobus Charli


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
Cacat Tak Menghalangiku Untuk Menjadi Dokter

Minggu, 24 Januari 2010

Mujizat Di Tengah Ledakan Listrik 380 V



Mujizat Di Tengah Ledakan Listrik 380 V


View: 5067 times
Sumber Kesaksian: Hermanto
 
Kejadian 28 Maret 2005 merupakan hal yang dasyat bagi saya. Saat itu tepatnya hari Minggu dan Kebetulan hari Paskah, saya dapat laporan dari kantor kalau ada kerusakan di kantor karena masalah listriknya. Jadi dikantor saya itu ada sekring yang putus, jadi saya harus mengganti sekering yang putus itu. Setelah ibadah saya bersiap-siap ke kantor.

Sempat ada perasaan tidak enak
Pada saat itu sebenarnya saya tidak sejahtera dan perasaan saya tidak enak, dalam hati saya tidak mau mengganti sekering itu, tidak tahu kenapa kayaknya merasa enggan saja. Kayaknya hati saya juga mengatakan jangan, tapi saya coba tepiskan perasaan tidak enak itu dan saya datang ke kantor.

Karena di luar matahari sangat terik ketika masuk ruangan, pandangan saya masih gelap karena silau. Akan tetapi sampai di depan rangkaian sekering itu saya langsung main ganti saja dan mungkin saya sedikit ceroboh sehingga saya sedikit terpeleset. jadi menyentuh aliran listrik lainnya.

Pas tangan saya mencoba mengganti sekering itu, tiba-tiba ada ledakan yang sangat dasyat, karena memang yang saya ganti itu dengan tegangan 380 Volt, saat ledakan itu terjadi, ledakannya langsung menghantam muka saya dan tangan saya, dan saat itu saya merasakan bahwa mata saya berkunang-kunang, dan telinga saya berdengung kencang, dan kemudian penglihatan saya menjadi gelap, dan saat itu saya rasakan bahwa wajah saya perihnya minta ampun, dan juga tangan saya sangat perih karena ledakan yang mengenai kulit saya.

Tapi saat itu saya cuma bisa bilang Haleluya.......Haleluya Tuhan, tolong saya. Saat itu ada anak buah saya yang melihat terjadinya ledakan itu, dia mengatakan sampai 5 m terjadi pentalan ledakan dibelakang saya, untungnya semua barang disana terdiri dari besi-besi jadi tidak mudah terbakar dan tidak menimbulkan api, dan dia juga mengatakan bahwa semburan apinya kencang sekali seperti ledakan petir, warnanya biru.

Saya tahu Tuhan menolong
Tapi anehnya saat itu saya tidak pingsan, saya tetap berdiri pada posisi semula. Kan antara wajah saya dan tangan saya dekat, dari wajah saya saat itu keluar asap, rambut saya habis terbakar, alis saya juga hangus terbakar, lama kelamaan tangan saya bengkak, teman-teman menanyakan kepada saya apakah saya masih bisa jalan kalau tidak bisa jalan maka mereka akan gendong, saya katakan saya masih bisa jalan cuma harus dituntun , saya langsung teringat bahwa hanya Tuhan Yesus yang bisa menolong.

Dan yang saya bingung saya bisa mengucap syukur, saya juga heran kok saya bisa merasa damai saja, saya langsung diberi pertolongan pertama dan dikasih obat salep biasa, lalu akhirnya saya dibawa ke Rumah sakit Sumber Waras, saya langsung dibersihin mukanya dengan obat, karena hari minggu tidak ada dokter jadi saya dirawat dulu dengan pertolongan pertama pakai obat biasa, dan baru keesokan harinya jam 10 dokter datang dan mengatakan bahwa ini biasa kalau kejadian kayak gini jadi bengkak, kayaknya sih yang saya tahu dokter berusaha menghibur.

Saya sempat tidak bisa melihat
Pokoknya saat itu orang banyak yang mengatakan bahwa wajah saya hancur, saya sih tidak tahu, saya tidak tahu karena tidak bisa lihat, saya paksa mau lihat tidak bisa, karena mata saya agak susah terbuka diakibatkan ledakan itu, dan kalau saya paksakan buka malahan seakan-akan saya melihat warna merah seperti negative film warna dan juga warna kecoklatan, saya merasa saat itu mata saya rusak, tapi saya tetap mengucap syukur terus. Saya merasa ada ketenangan dihati saya, dan tidak ada ketakutan, jadi saya tetap mengucap syukur, sambil terus percaya ada rencana Tuhan dalam semua yang terjadi dalam hidup saya.

Kunjungan anak saya yang mengharukan
Anak saya pertama datang dan dia langsung menjerit dan menangis melihat keadaan diri saya. Saya bilang ke dia jangan menangis, karena ini cuma wajah papa saja, padahal saya tidak tahu kalau wajah saya hancur, saya kan masih merem-merem tidak bisa buka mata saya.

Barulah setelah 3 hari saya waktu itu pergi ke toilet dan saya mulai melihat ke kaca, saya sendiri kaget melihat wajah saya, karena benar-benar wajah saya mengerikan dan kelihatan kayak zombie, saya tapi tetap sukacita. Saya cuma ngomong ke Tuhan waduh Tuhan kalau wajah saya begini repot juga karena orang-orang nanti takut melihat saya.

Saya berdoa, setiap 2 jam sekali saya berdoa Tuhan tahirkan saya, karena saya teringat mengenai orang yang kusta, jadi saya minta pemulihan tuntas, tahirkan saya Tuhan. Seperti semula. Saya imani bahwa saya mengalami kesembuhan total.

Saya merasa malaikat datang mendoakan saya
Saya juga bingung, ada 3 anak remaja, 2 putri satu putra, mereka mengatakan Pak kita mau doain Bapak, karena Tuhan yang suruh kita harus doain Bapak, saat itu saya tanya kalian dari gereja mana ? Anehnya mereka tidak mau memberitahukan malahan mengatakan bahwa hal itu tidak penting. Yang penting Tuhan suruh saya doain Bapak.

Saat itu saya mau saja didoakan, tapi saat itu kehadiran mereka membuat saya merasa damai, saat itu saya berpikir pasti mereka malaikat, apalagi setelah mereka berdoa, mereka anak muda tapi doanya dasyat dan menggetarkan hati serta meresap sekali dihati saya, saya langsung terpikir karena anak-anak Tuhan kan di jaga Tuhan dan Tuhan Yesus sangat mengasihi anak-anakNya. Pastilah saya mendapat kesembuhan total dan Tuhan mengirimkan malaikatnya. Apalagi saat itu saya merasa bahwa saya sudah melayani Tentulah saya dijaga oleh Tuhan.

Dan yang lebih membuat saya bingung adalah bahwa penjaga yang menjaga kamar saya mengatakan "Pak saya heran saya melihat orang yang berdoa dengan Bapak tadi ada yang lain, pokoknya lain dari yang lain deh," Saya merasakan hal yang luar biasa, padahal yang menjaga saya itu bukan beragama Kristen. Saya merasakan hadirat yang luar biasa kata anak buah saya itu, apalagi doanya sangat menyentuh hati. Rasanya, sampai sekarang saya masih terbayang mukanya itu, dan saya selalu terbayang muka mereka, saya berharap dan ingin bertemu tapi kayaknya belum pernah ketemu.

Mujizat terjadi
Penyembuhan juga cepat sekali, karena cuma seminggu dalam perawatan, dan itu membuat orang-orang yang membesuk saya juga terheran-heran. saat itu kulit-kulit saya mulai copot-copot semua, pada akhirnya terakhir, kelopak mata saya juga rontok, agak sulit sih kalau daerah mata, mungkin kulit ari-arinya lebih halus.

Namun lama-kelamaan copot juga, alis saya juga mulai tumbuh, malahan kulit saya lebih halus, kayak bayi kemerah-merahan. Memang sih dokter menganjurkan agar wajah saya jangan langsung terkena sinar matahari.

Waktu itu tangan saya juga tidak bisa digerakkan, saya paksakan untuk bergerak karena kaku sekali dan sakit sekali, tapi dokter mengatakan kamu jangan paksakan untuk digerakkan karena nantinya kamu bisa dioperasi. Saat itu saya Cuma berdoa saja, saya bilang Tuhan saya serahkan semuanya pada Tuhan sambil saya pegangin tangan saya. Ternyata tangan sayapun tidak mengalami hal yang parah. Tuhan memang dasyat.

Kesaksian Nini anak Hermanto
"Sama sekali tidak ada bekas atau tanda luka bakar. Saya sangat bersyukur, Tuhan bukan hanya sedikit memulihkan keadaan papa saya, namun Tuhan sudah menyembuhkan papa saya secara total. Sehingga papa saya sekarang sudah bisa bekerja seperti sediakala. Bahkan kulit muka papa saya jauh lebih bagus daripada keadaan sebelum kecelakaan."

Saya sekarang semakin mengucap syukur dan merasa ini mukjizat luar biasa karena saya tidak perlu operasi, bahkan anak saya dan beberapa orang mengatakan bahwa kulit muka saya sekarang lebih bagus daripada sebelum kejadian tersebut.

Tuhan begitu baik! Saya dipulihkan dan ditahirkan begitu rupa kembali. Semua itu adalah rencana Tuhan yang indah bagi hidup saya. (Kisah ini ditayangkan 24 Desember 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel)

"Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang." (Maleakhi 4:2)


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
Mujizat Di Tengah Ledakan Listrik 380 V

John Bangau, Diselamatkan Malaikat Ketika Pesawat Jatuh




John Bangau, Diselamatkan Malaikat Ketika Pesawat Jatuh


- Jawaban.com -
View: 786 times
Tidak ada pertanda apapun yang dirasakan oleh John Bangau dan ayahnya yang akan pulang kampung hari itu. Namun tak disangka-sangkanya, sebuah kecelakaan naas menimpa pesawat yang mereka tumpangi. Ayahnya tewas dan John terkatung-katung selama berhari-hari di hutan dalam keadaan penuh luka dan putus asa. Bagaimana ia bisa selamat? Inilah penuturannya.
"Malam sebelumnya saya dan bapak sedang bungkus-bungkus barang yang akan dibawa pulang. Saya sama bapak selalu bercanda saat itu, maksudnya kami sudah tidak sabar kapan bisa sampai di kampung dan bagaimana mama nanti akan menyambut kami. Seperti biasa-biasa saja. Tidak berpikir yang lain-lain. Paginya sebelum kami berangkat kami berdoa dulu mohon perlindungan dalam perjalanan lalu berangkat. Hari itu banyak teman-teman saya yang mengantar keberangkatan saya karena mungkin saya pulang kampungnya agak lama. Suasana hari itu rasanya gembira, tidak ada pikiran akan ada sesuatu yang terjadi. Biasa-biasa saja."
Sesampainya di pesawat, keceriaan masih tergambar di wajah John. Kerinduan kepada keluarga akan segera terbayarkan, tak terlintas sedikitpun akan adanya sebuah tragedi yang sedang mengintainya.
"Disamping saya duduk paman saya. Saya ngobrol dengan dia. Di depan duduk bapakku, dan dibelakangku teman-temanku. Ditengah perjalanan, saya sudah merasa ngantuk. Karena suasana masih gelap, dan masih berkabut sehingga kami tidak bisa melihat kebawah, akhirnya saya tidur."
Sesaat John terlelap, kemudian terjaga seakan dia merasakan kejanggalan di dalam pesawat.
"Sesaat saya terbangun dari tidur, saya sadar kalau pesawat ini terbang sangat rendah. Sepertinya ujung pohon-pohon bisa terkena. Saat itu semua masih tenang-tenang, tidak ada yang merasa ada gangguan. Saya sempat bicara seperti ini, ‘loh.. kenapa ini begitu rendah...' Setelah itu tiba-tiba hilang.."
Kecelakaan itu terjadi begitu cepat. Hingga John menyadari bahwa pesawat yang ia tumpangi tidak akan pernah sampai ke tujuannya.
"Saat itu saya seperti tidak ingat apa-apa. Seperti dalam mimpi. Ketika saya sudah bisa melihat tempat saya berada, saya merasa heran kenapa bisa begini. Tadi kan saya berada di pesawat, kok sekarang saya ada di hutan begini dengan keadaan terluka yang sangat parah begini. Itu yang sempat muncul dalam pikiran saya. Saya pikir, saya sendiri yang jatuh, dan yang lain sudah sampai di tujuannya. Saya bingung mencari jalan keluar dan ingin cepat-cepat pulang kampung."
Tubuh John penuh dengan luka-luka, namun ia belum benar-benar menyadari akan apa yang sebenarnya ia alami.

"Selama di hutan, yang saya pikirkan hanya mencari jalan keluar. Karena saya sendirian, ngga ada yang menemani, inginnya cepat-cepat pulang, ingin cepat-cepat ketemu keluarga yang ada di kampung. Saat itu saya betul-betul sadar kalau saya membutuhkan Tuhan untuk menolong saya. Saya berdoa dan terus berjalan tanpa tahu arahnya kemana."
Langkah John terhenti sejenak, dia melihat sebuah benda yang tak asing baginya. Namun hatinya dipenuhi keragu-raguan. Selangkah demi selangkah, ia berusaha mendekat.
"Saya melihat bangkai pesawat dan merasa heran. Saya tidak melihat adanya mayat atau barang-barang yang ada di pesawat. Saya memegang badan pesawat tersebut dan langsung pergi karena takut."
Hari semakin larut dan gelap, John merasa lelah dan mengantuk. Kakinya tak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan sehingga ia memutuskan untuk istirahat.
"Hari pertama di hutan, saya tidur di bawah pohon. Waktu malam hujan turun, dan kalau di Kalimantan kalau hujan biasanya banyak sekali lintah dan dingin lagi. Ketika bangun pagi, tubuh saya sudah penuh dengan lintah. Saya lihat di luka saya, lintahnya besar sekali. Malam kedua juga sama, hujan. Saya menginap di gua sampai pagi."
Dalam kesakitan dan keletihan yang luar biasa, rasa lapar dan kesendirian dalam hutan, seakan memupuskan harapan hidupnya. Keputusasaan menggerogoti jiwanya, tidak ada pertolongan baginya di hutan yang dingin dan sunyi itu.
"Di hari ketiga itu saya berdoa supaya bisa bertemu dengan bapak saya."
Ditengah keputusasaan dan kebingungannya, sesuatu yang aneh terjadi.
"Di hari ketiga bapak saya benar-benar ada, dia hadir. Dia bawain saya air. Kalau saya haus, saya minta, ‘Pak, saya minum.' Dia kasih saya air. Saya buka kalengnya, saya minum. Kalau saya bilang, ‘Pak, saya mau makan,' dia kasih saya snack roti, saya makan. Itu selama satu hari satu malam. Malamnya kami berdua tidur di bawah pohon sambil bercerita. Paginya, saya merasa celana yang saya pakai itu berat sekali. Kalau basah kan berat, selain itu juga sudah robek-robek. Saya buka, saya lipat dan saya kasih sama bapak. ‘Pak, tolong bawakan celana ini.' Waktu diambil, saya langsung berputar kebelakang, saat saya tengok bapak sudah hilang. Waktu hilang, saya jalan terus."
Dalam kesadaran yang semakin menipis, John tetap berusaha mencari jalan keluar dari hutan itu. Ia bahkan tak tahu lagi kemana kakinya harus melangkah. Dinginnya malam seakan membekukan harapannya. Malam itu, sesuatu yang aneh kembali terjadi.
"Saya bermimpi, ada orang yang datang pada saya dan berkata pada saya. ‘Bangau, coba kau lihat penumpang-penumpang yang jatuh dari pesawat itu. Itulah teman-temanmu.' Waktu saya lihat, mereka ditutup dengan plastik.  Saya ngga melihat dengan jelas siapa-siapa saja itu. Waktu itu saya tahu kalau teman-temanku sudah meninggal, cuma saya sendiri yang selamat. Ketika bangun pagi, saya merasa sudah tidak kuat lagi. Saya tahu kalau teman-temanku dan bapakku sudah meninggal, saya sudah tidak kuat lagi. Saya menangis dan saya pasrah kepada Tuhan. Saya juga berdoa begini, ‘Tuhan, saya sudah tidak mampu lagi. Saya sudah tidak kuat lagi untuk berjalan mencari jalan keluar. Jika Tuhan mempunyai rencana buat saya, selamatkanlah saya dari maut ini. Kalau Tuhan tidak mempunyai rencana, sekarang saya sudah siap diambil oleh Tuhan. Untuk menunggu hasil doa itu saya tetap berjalan."
Di tengah-tengah keputusasaan dan sisa-sisa tenaga yang ada, John terus melangkahkan kakinya meskipun ia tidak yakin masih ada jalan keluar.
"Tiba-tiba, ketika berjalan, saya menemukan sawah. Ketika melihat sawah, tiba-tiba rasa lelah itu hilang. Saya langsung merasa kuat. Ketika saya melihat ke sekeliling sawah ternyata ada satu orang yang sedang bekerja. Ketika saya melihat orang yang sedang disawah, saya langsung berpikir kalau saya selamat. Ketika saya panggil, ‘Pak..' Dia malah takut. Dia gemetar. Karena dia lihat rambut saya panjang, di sekeliling kelopak mata saya hitam. Dia kelihatan bingung. Saya ceritakan kalau pesawat saya jatuh dan semua teman saya mati. Hanya saya yang selamat. Dia peluk saya dan kasih saya makan."
Setelah menempuh dua jam perjalanan, akhirnya John tiba di desa terdekat.
"Setelah selesai mandi, tiba-tiba tubuh saya gemetar, lemas dan akhirnya saya jatuh pingsan."
Lima hari terlunta-lunta di dalam hutan, membuat John mengalami kelelahan fisik yang sangat berat. Akhirnya warga segera membawanya ke rumah sakit terdekat dan memberitahukan keberadaan John kepada keluarganya.
"Saya ketemu dengan kakek, nenek, om, tante dan mamak ku membuat saya benar-benar terhibur. Saya menangis karena bisa bertemu dengan keluarga saya.  Tapi mamak saya bilang jangan menangis, ‘Yang sudah terjadi biarlah terjadi, kita serahkan sama Tuhan.' Saya sedih karena tidak bisa melihat bapak saya, tapi saya dikuatkan oleh mamak saya. Dia bilang, "Mamak ini yang harusnya paling sedih. Karena yang mamak pikirkan, bapakmu pergi, dan kamu juga pergi.' Mamak saya peluk saya dan cium saya. Dia katakan, ‘Sabar saja, ini jalan yang terbaik buat kita.'"
Tragedi kecelakaan pesawat 16 Juli 2002 di Tarakan, Kalimantan Timur tersebut menewaskan sembilan orang, termasuk almarhum ayah John. Namun John bersyukur, tangan Tuhan menolongnya dan meluputkan dari kematian.
"Kalau sekarang saya berpikir, waktu itu adalah malaikat yang Tuhan kirimkan (Bapaknya yang ia temui di hari ketiga yang memberi ia makan dan minum - red), bukan bapak saya. Tuhan yang menyelamatkan saya. Dia selalu setia mendampingi saya selama di hutan. Dan Tuhan sudah memberikan saya kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Saya akan mempergunakan hidup yang sudah Tuhan berikan ini untuk melayani Tuhan, dan untuk menjadi alat Tuhan sampai akhir hidup saya.  
(Kisah ini ditayangkan 20 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
John Bangau


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
John Bangau, Diselamatkan Malaikat Ketika Pesawat Jatuh