Bookmark and Share

Senin, 26 Oktober 2009

Bangkrut membawa pada kuasa kegelapan

Menjalani kehidupan yang mewah adalah hal yang biasa bagi Sri, bahkan hampir seluruh Asia pernah ia kunjungi bersama dengan keluarganya. Pekerjaan sang suami sebagai sang kontraktor bangunan memiliki peluang yang besar untuk mendatangkan kekayaan.
“Waktu saya pegang bisnis itu, kami sudah berdiri sendiri, bahkan untuk jatuh miskin tidak mungkin terjadi sebetulnya. Saya juga melihat pembukuan saya semuanya beres,” kisah Sri Langgeng.
Dikarenakan terlilit hutang dengan bank, ia harus merelakan semua harta bendanya disita. Berbagai macam usaha ia lakukan untuk menyelamatkan ekonomi keluarganya.
Sri Langgeng mengisahkan, “Bangkrutnya itu benar-benar sampai habis semua yang kami miliki. Sampai rumah tinggal saya juga, diambil bank. Habisnya sudah sampai di bawah nol.”
Sri LanggengLalu Sri justru pergi mencari ‘orang pintar.’ Dan oleh teman dekatnya ia ditegur kenapa sudah mengalami seperti itu, Sri bukannya mencari Tuhan malah pergi ke ‘orang pintar.’ Sri pun hanya berdalih bahwa ia hanya ingin tahu saja.
Temannya mengatakan bahwa itu sesuatu yang tak mungkin, bagaimana mungkin manusia bisa menjadi lebih pintar dari Tuhan.
“Tetapi ini kan kelihatan, Tuhan kan tidak kelihatan,” dalih Sri kepada temannya.
“Saya disuruh orang pintar itu pergi ke kuburan ayah saya yang ada di luar kotapada jam 12 malam. Katanya sepulang dari sana saya akan mendapat berkat sehubungan dengan transaksi bisnis saya. Saya akui bahwa Tuhan itu ada, tetapi tidak melekat di dalam hati saya,” ujar Sri Langgeng.
Malam itu Sri pergi ke kuburan almarhum ayahnya seperti yang diperintahkan oleh sang dukun. Namun ia tidak mendapati apa yang ia cari kecuali kekecewaan. Lalu ia pulang dengan beban kehidupan yang semakin bertambah banyak
Sri Langgeng“Suami saya saking gak tahan, sampai akhirnya dia mengajak untuk bunuh diri bersama di keluarga saya untuk minum racun,” Sri mengisahkan bagaimana putus asanya mereka.
Sri menolak dengan keras ajakan suaminya itu, ia menyadari bahwa anak itu lebih dari sekedar anak mereka, tetapi juga titipan Tuhan. Sri mengingatkan kembali suaminya agar tidak coba-coba lagi berbicara seperti itu.
Di tengah keterpurukannya, seorang kerabat dekat datang memberikan kekuatan.
Dimulai dari sebuah persekutuan doa yang diadakan di rumah kakaknya. Setiap ada Firman yang disampaikan, Sri merasakan bagaimana itu menancap di hatinya. Ia berpikir seandainya saja dari dahulu ia sudah mengetahui mengenai kebenaran-kebenaran yang disampaikan. Sri menyadari mungkin ini sudah waktunya dari Tuhan, karena dahulu ia sadar bahwa ia masih suka untuk menoleh kiri dan kanan. Ia menyadari bahwa ini sudah sebuah panggilan untuk dirinya.
Dengan harapan baru kepada Tuhan Yesus, Sri kemudian memulai usaha baru kecil-kecilan dengan berjualan kue kering.
“Kehidupan ekonomi saya mulai hidup lagi. Benar-benar diberi berkat oleh Tuhan,” ujar Sri Langgeng.
Ia sempat berpikir bagaimana mungkin dari yang ia jual kecil-kecil ini ia dapat memiliki kehidupan yang baik seperti dahulu. Bisa memiliki rumah kembali. Tetapi ia menurut saja kepada Tuhan. Dan akhirnya benarlah, jika memang diberkati oleh Tuhan, dari yang kecil saja dapat menjadi hal yang besar. Kehidupannya kembali seperti dahulu kembali, meskipun juga suaminya sudah terlebih dahulu dipanggil Tuhan.

“Tuhan Yesus adalah segala-galanya dalam hidup saya. Saya yang tadinya meminta kuasa kegelapan, masih diampuni dosa-dosa saya. Saya sadar, Juruselamat kita hanyalah Yesus!” Sri Langgeng menutup kisahnya. (Kisah ini ditayangkan 03 Agustus 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel).

Sumber Kesaksian:
Sri Langgeng (jawaban.com)

Sri Langgeng

Bangkrut membawa pada kuasa kegelapan

Menjalani kehidupan yang mewah adalah hal yang biasa bagi Sri, bahkan hampir seluruh Asia pernah ia kunjungi bersama dengan keluarganya. Pekerjaan sang suami sebagai sang kontraktor bangunan memiliki peluang yang besar untuk mendatangkan kekayaan.
“Waktu saya pegang bisnis itu, kami sudah berdiri sendiri, bahkan untuk jatuh miskin tidak mungkin terjadi sebetulnya. Saya juga melihat pembukuan saya semuanya beres,” kisah Sri Langgeng.
Dikarenakan terlilit hutang dengan bank, ia harus merelakan semua harta bendanya disita. Berbagai macam usaha ia lakukan untuk menyelamatkan ekonomi keluarganya.
Sri Langgeng mengisahkan, “Bangkrutnya itu benar-benar sampai habis semua yang kami miliki. Sampai rumah tinggal saya juga, diambil bank. Habisnya sudah sampai di bawah nol.”
Sri LanggengLalu Sri justru pergi mencari ‘orang pintar.’ Dan oleh teman dekatnya ia ditegur kenapa sudah mengalami seperti itu, Sri bukannya mencari Tuhan malah pergi ke ‘orang pintar.’ Sri pun hanya berdalih bahwa ia hanya ingin tahu saja.
Temannya mengatakan bahwa itu sesuatu yang tak mungkin, bagaimana mungkin manusia bisa menjadi lebih pintar dari Tuhan.
“Tetapi ini kan kelihatan, Tuhan kan tidak kelihatan,” dalih Sri kepada temannya.
“Saya disuruh orang pintar itu pergi ke kuburan ayah saya yang ada di luar kotapada jam 12 malam. Katanya sepulang dari sana saya akan mendapat berkat sehubungan dengan transaksi bisnis saya. Saya akui bahwa Tuhan itu ada, tetapi tidak melekat di dalam hati saya,” ujar Sri Langgeng.
Malam itu Sri pergi ke kuburan almarhum ayahnya seperti yang diperintahkan oleh sang dukun. Namun ia tidak mendapati apa yang ia cari kecuali kekecewaan. Lalu ia pulang dengan beban kehidupan yang semakin bertambah banyak
Sri Langgeng“Suami saya saking gak tahan, sampai akhirnya dia mengajak untuk bunuh diri bersama di keluarga saya untuk minum racun,” Sri mengisahkan bagaimana putus asanya mereka.
Sri menolak dengan keras ajakan suaminya itu, ia menyadari bahwa anak itu lebih dari sekedar anak mereka, tetapi juga titipan Tuhan. Sri mengingatkan kembali suaminya agar tidak coba-coba lagi berbicara seperti itu.
Di tengah keterpurukannya, seorang kerabat dekat datang memberikan kekuatan.
Dimulai dari sebuah persekutuan doa yang diadakan di rumah kakaknya. Setiap ada Firman yang disampaikan, Sri merasakan bagaimana itu menancap di hatinya. Ia berpikir seandainya saja dari dahulu ia sudah mengetahui mengenai kebenaran-kebenaran yang disampaikan. Sri menyadari mungkin ini sudah waktunya dari Tuhan, karena dahulu ia sadar bahwa ia masih suka untuk menoleh kiri dan kanan. Ia menyadari bahwa ini sudah sebuah panggilan untuk dirinya.
Dengan harapan baru kepada Tuhan Yesus, Sri kemudian memulai usaha baru kecil-kecilan dengan berjualan kue kering.
“Kehidupan ekonomi saya mulai hidup lagi. Benar-benar diberi berkat oleh Tuhan,” ujar Sri Langgeng.
Ia sempat berpikir bagaimana mungkin dari yang ia jual kecil-kecil ini ia dapat memiliki kehidupan yang baik seperti dahulu. Bisa memiliki rumah kembali. Tetapi ia menurut saja kepada Tuhan. Dan akhirnya benarlah, jika memang diberkati oleh Tuhan, dari yang kecil saja dapat menjadi hal yang besar. Kehidupannya kembali seperti dahulu kembali, meskipun juga suaminya sudah terlebih dahulu dipanggil Tuhan.

“Tuhan Yesus adalah segala-galanya dalam hidup saya. Saya yang tadinya meminta kuasa kegelapan, masih diampuni dosa-dosa saya. Saya sadar, Juruselamat kita hanyalah Yesus!” Sri Langgeng menutup kisahnya. (Kisah ini ditayangkan 03 Agustus 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel).

Sumber Kesaksian:
Sri Langgeng (jawaban.com)

Sri Langgeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar anda