Bookmark and Share

Jumat, 29 Januari 2010

Ipad Gadget tercanggih dari Apple

Apple Tablet (mungkin) akan keluar September 2009


Rumor mengenai kehadiran produk Apple tablet sudah ramai dibicarakan sejak satu tahun lalu, sebagian orang terutama bagi mereka yang fanatik terhadap produk-produk Apple selalu mengikuti perkembangan informasi akan kehadiran produk ini.
Baru-baru ini kami mendapati kabar dari Financial Times yang memperkuat rumor tersebut bahwa saat ini Apple sedang mempersiapkan peluncuran produk tersebut untuk diluncurkan pada musim Natal tahun ini.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa produk Apple tablet ini akan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
  • Ukuran layar: 20 inci diagonal dengan kemampuan layar sentuh.
  • Fungsi Telepon: Tidak tersedia, produk ini akan lebih menyerupai iPod Touch berukuran besar ketimbang iPhone.
  • Koneksi Nirkabel: Memiliki kemampuan untuk dapat mengunduh media melalui iTunes.
  • Saingan untuk Kindle: Kemungkinan besar akan memiliki kemampuan sebagai pembaca buku elektronik, apakah ini sebuah saingan untuk Amazon Kindle ?
  • Tanggal peluncuran: Musim Natal, Bulan September 2009
Perkiraan bentuk Apple Tablet
Perkiraan bentuk Apple Tablet
MacBook Touch Mockup by Gizmodo
MacBook Touch Mockup by Gizmodo
iPhone Pro by ArtilleriUnit
iPhone Pro by ArtilleriUnit
Apple 
iPad by Kleber_zion
Apple iPad by Kleber_zion
MacBook Touch
MacBook Touch
Ipad Gadget tercanggih dari Apple

Selasa, 26 Januari 2010

Pernikahanku, Prahara Hidupku



Pernikahanku, Prahara Hidupku


- Jawaban.com -
View: 3154 times
Pernikahan bagi banyak orang diharapkan menjadi tempat untuk menemukan kebahagiaan hidup yang sudah diidam-idamkannya. Namun ternyata harapan itu tidak pernah terwujud dalam hidup Kristanti. Setelah dia menikahi pria pilihannya, Kristanti menyesali semuanya dan merasa telah memilih pria yang salah.
"Dalam bayangan aku kalau orang menikah itu pasti enak, ekonomi cukup. Tapi kok aku selalu kesulitan uang ya... Aku menjadi kecewa, kesal, sering marah, sering berkelahi hanya soal uang. Aku merasa suami kok ngga mau cari uang dengan giat sehingga aku bisa hidup berkecukupan. Berbagai penyesalan muncul, kenapa kok aku kawin dengan orang seperti itu ya? Kenapa kok aku mau dengan orang yang tidak punya masa depan? Tidak punya pendidikan yang tinggi? Kenapa aku harus hidup seperti ini, tidak seperti yang aku bayangkan sebelum menikah? Aku geram.. Aku marah..."
Kemarahan dan kekecewaan terhadap suaminya menguasai hati Kristanti, dia menganggap sang suami tidak becus. Hal ini membuat Kristanti memutuskan untuk mengambil tanggung jawab yang seharusnya di pikul sang suami. Dia bekerja keras membangun suatu usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan sebagai pembuktian pada sang suami, namun semua itu membuat karakternya berubah total.
"Akhirnya aku usaha sendiri, wiraswasta catering. Pada waktu itu usahaku menjadi maju. Namun hal itu malah memunculkan karakter asliku yang keras, maunya marah-marah, maunya berkelahi, merasa tidak puas. Aku merasa kalau aku bekerja keras, aku pasti berhasil."
Kesuksesan yang dicapai oleh Kristanti tidak merubah sedikitpun karakter suaminya, bahkan semakin hari pertikaian diantara mereka semakin sengit dan sang suami menjadi semakin pasif.
"Aku sempat berkata pada suamiku, ‘aku bisa hidup tanpa kamu.' Aku katakan hal itu sambil menunjukkan jari kepadanya."
Rasa sakit hati dan kekecewaan Kristanti ternyata tidak hanya diluapkan pada sang suami, bahkan buah hatinya juga terkena imbas. Mereka sering kali juga menerima perlakuan yang keras dari Kristanti.
"Sama anak-anak aku juga keras, sehingga anakku jadi nakal. Bukannya aku arahkan, anakku itu aku marah-marahin. Kadang aku banding-bandingkan dia dengan anak-anak orang lain yang sudah berhasil. Bahkan dalam suatu kejadian, aku sedang menggoreng sesuatu, anakku datang minta uang. Aku marah dan bilang sama dia, ‘Pergi kamu! Aku siram loh dengan minyak ini! Aku bukan makan dari kamu ya... Aku bisa cari makan sendiri!'"
Apa yang didapatnya membuat Kristantin seperti di atas awan dan merasa kuat. Namun sebuah berita menghantam semua kesombongan dan kepercayaannya. Berbagai masalah datang secara bertubi-tubi seperti kutuk yang menghantui keluarganya.
"Pada suatu hari aku sedang mandi, dan di payudara sebelah kanan ada benjolan. Aku memeriksakan diri ke dokter, dan divonis kanker."
Saat itu dokter memberikan diagnosa bahwa Kristanti mengidap kanker payudara stadium tiga. Hal ini membuatnya sangat ketakutan.
"Saat aku mendengar vonis dokter itu, aku seperti disambar halilintar. Aku gemetaran, badanku lemas, seperti mau jatuh. Aku bilang sama kakakku, kalau aku sakit kanker pasti aku mati. Bagaimana dengan dua anakku ini. Aku pikir pasti suamiku kawin lagi. Aku berikan anakku yang perempuan ini sama kakak. Anggap saja anak sendiri. Anakku yang perempuan ini baik kok.. Tapi yang lelaki ini sama siapa ya? Kakakku bilang, udah jangan ngomong kaya gitu, nanti juga kamu sembuh."
Ditengah-tengah kebimbangan, Kristanti akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan payudara. Namun belum sembuh rasa sakitnya, sesuatu terjadi atas suaminya.
"Sesudah di operasi, aku masih tetap keras. Aku masih tetap bebal. Hingga suatu hari ada telepon dari rumah sakit, memberitahu kalau suamiku kecelakaan. ‘Matanya bu yang parah, badannya sih ngga apa-apa. Matanya sih yang kena, yang parah.'  Perasaanku sedih, aku sendiri sakit belum sembuh, kok sudah kecelakaan lagi... Aku sudah merasa berdosa. Aku mulai bertanya-tanya dalam hati, ‘Dosa apa ya keluarga kita ini, kok masalah demi masalah datang bertubi-tubi. Dosa apa ya?' Aku merasa di skor sama Tuhan satu-satu, aku kehilangan satu payudara, dan suamiku kehilangan satu mata."
Tetapi kemalangan yang dialami oleh Kristanti dan keluarganya tidak berhenti di situ. Setelah dia sakit, suaminya kecelakaan, dan sempat mengalami kemalingan, maka usahanya pun bankrut. Semua uangnya habis untuk biaya pengobatannya, dan operasi sang suami.
"Tidak bisa terbayangkan betapa sedihnya aku saat itu, betapa kecewanya aku. Bahkan pernah muncul keinginan untuk bunuh diri. Aku pikir kalau aku mati, aku sudah tidak melihat apa-apa lagi. Tapi muncul dalam benakku, kalau aku mati anak-anakku dengan siapa ya..?"
Permasalahan demi permasalahan membuatnya terpaksa merendahkan diri. Namun ternyata hal ini malah menjadi awal titik balik kehidupannya.
"Aku sempat kerja sebagai pembantu hotel, dan di gaji hanya tiga ratus ribu. Yang tadinya memerintah orang, sekarang diperintah orang. Aku juga pernah di maki-maki oleh majikanku. Namun hal itu membuat aku bangun, aku sadar, kalau aku tidak boleh hidup seperti yang dulu lagi. Aku harus berubah."
Kristanti merasa sudah jatuh ke titik terendah hidupnya. Melalui ajakan seorang teman, dia mengikuti sebuah kegiatan rohani, dan ternyata melalui hal itu, Kristanti menemukan titik terang untuk keluar dari kemalangan-kemalangan yang dialaminya.
"Waktu aku dengar kotbah itu, aku sudah mengucurkan air mata. Waktu dipanggil siapa yang mau didoakan, aku yang paling pertama maju. Aku merasa sangat berdosa. Aku tahu, aku berdosa sama suamiku, aku galak sama suamiku. Aku pukul-pukul dadaku sambil berseru, ‘aku orang berdosa, aku orang berdosa, ampuni aku Tuhan.' Kemudian anakku datang memelukku dan bilang, ‘Ampuni aku mami.. ampuni aku mami..' lalu dia memeluk suamiku, ‘ampuni aku papi..ampuni aku papi..' dan aku pun lakukan hal yang sama, ‘Ampuni mami io... Kan saya bersalah toh.. karena aku tidak mendidik anakku dengan benar. Karena aku sibuk, karena aku ingin kaya, tidak memperhatikan anak, tidak ada kasih sayang. Dan mulai saat itulah kami saling memaafkan."
Berlahan tapi pasti, keluarga Kristanti mulai berubah menjadi keluarga yang harmonis. Saat ini mereka dapat merasakan arti dari sebuah keluarga yang sesungguhnya.
"Dibalik kehancuranku, sakit penyakit, kecelakaan suamiku, kebangkrutan usahaku, Kemalingan dan sebagainya, ada hikmahnya dibalik semua itu. Hal itu membuat saya berubah, pandangan hidup berubah, pola hidup juga berubah, aku diubahkan. Bukan siapapun yang mengubah aku, hanya Tuhan Yesus yang mengubah aku. Ternyata uang itu bukan segala-galanya, uang itu hanya pelengkap saja. Aku sekarang mulai bisa menomor satukan Tuhan. Aku merasa Tuhan Yesus itu begitu mengasihi aku, Dia sangat baik. Dia luar biasa, Dia Tuhanku, Dia penolongku dan Dia juga penghiburku."
(Kisah ini sudah ditayangkan 21 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber Kesaksian:
Ibu Kristanti


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pr
Pernikahanku, Prahara Hidupku

Cacat Tak Menghalangiku Untuk Menjadi Dokter






View: 571 times
Yacobus kecil dilahirkan sebagai anak yang sehat dan bahagia dimana ia sangat menikmati saatnya bermain dan juga bersenang-senang dengan teman-temannya.
"Sewaktu kecil saya termasuk anak yang agak nakal. Waktu SMP saya pernah jatuh dari sepeda. Pertama kali jatuh dari sepeda itu sebenarnya hanya karena sekedar bermain-main sepeda cross yang lagi trend saat itu. Mungkin karena badan saya yang gemuk, jadi sepeda itu terbanting dengan keras," kisah Yacobus akan masa kecilnya.
Namun tidak hanya sekali, Yacobus pun terjatuh dari sepeda untuk yang kedua kalinya. Tulang belakannya pun mengalami cedera parah.
"Waktu itu saya naik sepeda juga. Hanya saja saya dibonceng di belakang sambil berdiri. Jadi sewaktu sepeda menabrak bantalan jalan, sayapun terjatuh ke belakang. Jadi saya jatuh dari sepeda dua kali. Pada waktu itu karena takut dimarahi orangtua, saya sempat menyembunyikan sakit itu. Saya tidak menceritakannya kepada orangtua tentang kejadian saya jatuh dari sepeda. Saya hanya memberitahu papa dan papa saya bantu dengan mengurut-urut bagian belakang saya," ujarnya.
Namun masalah baru saja dimulai. Perlahan-lahan akibat benturan jatuh dari sepeda tersebut, tulang belakang Yacobus mulai bengkok hingga tubuhnya pun mulai terlihat bungkuk.
"Proses bungkuknya itu perlahan-lahan terjadinya. Jatuh waktu kelas 1 SMP, baru di kelas 3 SMP mulai kelihatan bungkuk. Karena kondisi fisik saya yang tidak sempurna itu, jadi saya juga agak minder untuk bergaul," kisah Yacobus.
Semakin hari krisis kepercayaan diri Yacobus semakin meningkat sehingga ia sangat minder dalam bergaul dan menyesali akan kelalaiannya di saat ia kecil.
"Saya sempat berpikir kenapa waktu itu saya tidak hati-hati sampai bisa cedera seperti ini dan tulang belakang saya bengkok," ujar Yacobus dengan nada penyesalan.
Namun Yacobus tidak cepat putus asa. Ia pun membulatkan tekad untuk menempuh pendidikan di Fakultas kedokteran. Namun halangan demi halangan kembali menghadangnya. Sewaktu ia menemui dokter yang berada di dekat rumahnya untuk meminta surat keterangan sehat, dokter tersebut mengatakan kepada Yacobus bahwa dirinya tidak mungkin untuk kuliah di kedokteran dengan kondisi fisiknya yang seperti itu. Tapi Yacobus tetap memutuskan untuk maju dan tidak menyerah.
Dengan tekad dan keinginan yang bulat, Yacobus pun akhirnya bisa menempuh pendidikan di Fakultas kedokteran. Walaupun terkadang ia merasa minder dengan kondisi fisiknya ketika ia berada di kampus, namun Yacobus tetap optimis demi meraih cita-citanya sebagai dokter yang ia impikan.
"Yang jelas ketika lulus, saya merasa senang karena akhirnya saya berhasil menjadi dokter dan ayah saya juga memang menginginkan saya untuk menjadi seorang dokter," tutur Yacobus.
Namun tanpa Yacobus duga, musibah pun terjadi dan mengubah kehidupannya. Oleh teman kostnya yang sedang merayakan lebaran, Yacobus diajak untuk pergi ke rumah saudaranya.
"Saya tidak ingat apa yang terjadi sebelum kejadian. Hanya saja dari cerita teman saya, waktu itu saya bawa motor dengan kencang. Di jalan yang menurun, tiba-tiba ada belokan. Saya dan teman sayapun terjatuh. Saya langsung pingsan tak sadarkan diri. Ketika tersadar di rumah sakit, saya benar-benar shock berat. Saya tidak dapat merasakan kaki saya. Semakin saya tahu, semakin depresi saya rasakan saat itu," kisah Yacobus.
Yacobus benar-benar dikuasai oleh perasaan depresi. Ia merasa karirnya hancur seketika. Sebagai dokter, ia merasa tidak ada lagi masa depan baginya. Namun di tengah perasaan depresi akibat kelumpuhan yang Yacobus rasakan, Yacobus tetap mencoba untuk berpikir positif tentang segala sesuatu yang pernah terjadi dalam hidupnya.
"Setelah kecelakaan itu, walaupun saya sempat depresi, merasa Tuhan telah meninggalkan saya, saya mengingat-ingat masa yang lalu bagaimana Tuhan selalu menolong saya setiap kali saya meminta tolong. Tuhan tidak pernah meninggalkan saya," ungkapnya dengan yakin.
Yacobus pun mencoba untuk bangkit dari keterpurukannya walaupun halangan dan juga tantangan tetap datang kepadanya.
"Di tahun 2001 sekitar bulan Juli, teman saya mulai memotivasi saya dengan mengajak praktek di daerah Teluk Naga Tangerang. Pertama kali menerima pasien, saya sempat melihat bagaimana pandangan pasien saya, dokternya saja sakit bagaimana bisa mengobati orang lain? Lalu kemudian ada pasien yang mendaftar tapi kemudian ia pergi," kisah Yacobus akan masa-masa ketika ia berusaha bangkit dari keterpurukannya.
Namun hal-hal tersebut tidak membuat Yacobus putus asa. Ia semakin mendekatkan diri dan terus berserah kepada Tuhan. Sampai Tuhan benar-benar memulihkan kepercayaan dirinya.
"Saya berpikir dengan kondisi saya ini, Tuhan juga mempunyai suatu rencana dalam hidup saya. Firman Tuhan berkata bahwa rancangan Tuhan itu adalah sebuah rancangan sukacita bagi kita, rancangan damai sejahtera. Itu yang saya pegang," ungkap Yacobus.
Agnes, kakak Yacobus mengungkapkan perubahan yang terjadi atas diri Yacobus, adiknya. "Dia menjadi lebih bersemangat lagi menghadapi masa depannya. Karena kami keluarganya juga mengatakan bahwa Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang. Dan Yacobus juga tetap bisa buka praktek walaupun cacat. Karena kondisi cacatnya, Yacobus punya niat untuk membantu orang lain yang menderita seperti dirinya. Saya bangga kepada Yacobus karena dia bisa mempergunakan talentanya untuk sesama walaupun kadang-kadang kakinya sakit, dia sendiri juga merasakan sakit, tapi Yacobus tetap menjalankan tugasnya sebagai dokter."
"Saya merasa Tuhan memberi saya keluarga yang mendukung saya, Tuhan memberi teman-teman yang bisa mensupport saya agar saya bisa praktek, sehingga hidup saya bisa bermanfaat. Tuhan itu begitu baik, tidak pernah meninggalkan saya. Selalu membimbing, menjagai saya, sampai kapanpun," ujar Yacobus menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 19 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
dr. Yacobus Charli


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
Cacat Tak Menghalangiku Untuk Menjadi Dokter

Minggu, 24 Januari 2010

Mujizat Di Tengah Ledakan Listrik 380 V



Mujizat Di Tengah Ledakan Listrik 380 V


View: 5067 times
Sumber Kesaksian: Hermanto
 
Kejadian 28 Maret 2005 merupakan hal yang dasyat bagi saya. Saat itu tepatnya hari Minggu dan Kebetulan hari Paskah, saya dapat laporan dari kantor kalau ada kerusakan di kantor karena masalah listriknya. Jadi dikantor saya itu ada sekring yang putus, jadi saya harus mengganti sekering yang putus itu. Setelah ibadah saya bersiap-siap ke kantor.

Sempat ada perasaan tidak enak
Pada saat itu sebenarnya saya tidak sejahtera dan perasaan saya tidak enak, dalam hati saya tidak mau mengganti sekering itu, tidak tahu kenapa kayaknya merasa enggan saja. Kayaknya hati saya juga mengatakan jangan, tapi saya coba tepiskan perasaan tidak enak itu dan saya datang ke kantor.

Karena di luar matahari sangat terik ketika masuk ruangan, pandangan saya masih gelap karena silau. Akan tetapi sampai di depan rangkaian sekering itu saya langsung main ganti saja dan mungkin saya sedikit ceroboh sehingga saya sedikit terpeleset. jadi menyentuh aliran listrik lainnya.

Pas tangan saya mencoba mengganti sekering itu, tiba-tiba ada ledakan yang sangat dasyat, karena memang yang saya ganti itu dengan tegangan 380 Volt, saat ledakan itu terjadi, ledakannya langsung menghantam muka saya dan tangan saya, dan saat itu saya merasakan bahwa mata saya berkunang-kunang, dan telinga saya berdengung kencang, dan kemudian penglihatan saya menjadi gelap, dan saat itu saya rasakan bahwa wajah saya perihnya minta ampun, dan juga tangan saya sangat perih karena ledakan yang mengenai kulit saya.

Tapi saat itu saya cuma bisa bilang Haleluya.......Haleluya Tuhan, tolong saya. Saat itu ada anak buah saya yang melihat terjadinya ledakan itu, dia mengatakan sampai 5 m terjadi pentalan ledakan dibelakang saya, untungnya semua barang disana terdiri dari besi-besi jadi tidak mudah terbakar dan tidak menimbulkan api, dan dia juga mengatakan bahwa semburan apinya kencang sekali seperti ledakan petir, warnanya biru.

Saya tahu Tuhan menolong
Tapi anehnya saat itu saya tidak pingsan, saya tetap berdiri pada posisi semula. Kan antara wajah saya dan tangan saya dekat, dari wajah saya saat itu keluar asap, rambut saya habis terbakar, alis saya juga hangus terbakar, lama kelamaan tangan saya bengkak, teman-teman menanyakan kepada saya apakah saya masih bisa jalan kalau tidak bisa jalan maka mereka akan gendong, saya katakan saya masih bisa jalan cuma harus dituntun , saya langsung teringat bahwa hanya Tuhan Yesus yang bisa menolong.

Dan yang saya bingung saya bisa mengucap syukur, saya juga heran kok saya bisa merasa damai saja, saya langsung diberi pertolongan pertama dan dikasih obat salep biasa, lalu akhirnya saya dibawa ke Rumah sakit Sumber Waras, saya langsung dibersihin mukanya dengan obat, karena hari minggu tidak ada dokter jadi saya dirawat dulu dengan pertolongan pertama pakai obat biasa, dan baru keesokan harinya jam 10 dokter datang dan mengatakan bahwa ini biasa kalau kejadian kayak gini jadi bengkak, kayaknya sih yang saya tahu dokter berusaha menghibur.

Saya sempat tidak bisa melihat
Pokoknya saat itu orang banyak yang mengatakan bahwa wajah saya hancur, saya sih tidak tahu, saya tidak tahu karena tidak bisa lihat, saya paksa mau lihat tidak bisa, karena mata saya agak susah terbuka diakibatkan ledakan itu, dan kalau saya paksakan buka malahan seakan-akan saya melihat warna merah seperti negative film warna dan juga warna kecoklatan, saya merasa saat itu mata saya rusak, tapi saya tetap mengucap syukur terus. Saya merasa ada ketenangan dihati saya, dan tidak ada ketakutan, jadi saya tetap mengucap syukur, sambil terus percaya ada rencana Tuhan dalam semua yang terjadi dalam hidup saya.

Kunjungan anak saya yang mengharukan
Anak saya pertama datang dan dia langsung menjerit dan menangis melihat keadaan diri saya. Saya bilang ke dia jangan menangis, karena ini cuma wajah papa saja, padahal saya tidak tahu kalau wajah saya hancur, saya kan masih merem-merem tidak bisa buka mata saya.

Barulah setelah 3 hari saya waktu itu pergi ke toilet dan saya mulai melihat ke kaca, saya sendiri kaget melihat wajah saya, karena benar-benar wajah saya mengerikan dan kelihatan kayak zombie, saya tapi tetap sukacita. Saya cuma ngomong ke Tuhan waduh Tuhan kalau wajah saya begini repot juga karena orang-orang nanti takut melihat saya.

Saya berdoa, setiap 2 jam sekali saya berdoa Tuhan tahirkan saya, karena saya teringat mengenai orang yang kusta, jadi saya minta pemulihan tuntas, tahirkan saya Tuhan. Seperti semula. Saya imani bahwa saya mengalami kesembuhan total.

Saya merasa malaikat datang mendoakan saya
Saya juga bingung, ada 3 anak remaja, 2 putri satu putra, mereka mengatakan Pak kita mau doain Bapak, karena Tuhan yang suruh kita harus doain Bapak, saat itu saya tanya kalian dari gereja mana ? Anehnya mereka tidak mau memberitahukan malahan mengatakan bahwa hal itu tidak penting. Yang penting Tuhan suruh saya doain Bapak.

Saat itu saya mau saja didoakan, tapi saat itu kehadiran mereka membuat saya merasa damai, saat itu saya berpikir pasti mereka malaikat, apalagi setelah mereka berdoa, mereka anak muda tapi doanya dasyat dan menggetarkan hati serta meresap sekali dihati saya, saya langsung terpikir karena anak-anak Tuhan kan di jaga Tuhan dan Tuhan Yesus sangat mengasihi anak-anakNya. Pastilah saya mendapat kesembuhan total dan Tuhan mengirimkan malaikatnya. Apalagi saat itu saya merasa bahwa saya sudah melayani Tentulah saya dijaga oleh Tuhan.

Dan yang lebih membuat saya bingung adalah bahwa penjaga yang menjaga kamar saya mengatakan "Pak saya heran saya melihat orang yang berdoa dengan Bapak tadi ada yang lain, pokoknya lain dari yang lain deh," Saya merasakan hal yang luar biasa, padahal yang menjaga saya itu bukan beragama Kristen. Saya merasakan hadirat yang luar biasa kata anak buah saya itu, apalagi doanya sangat menyentuh hati. Rasanya, sampai sekarang saya masih terbayang mukanya itu, dan saya selalu terbayang muka mereka, saya berharap dan ingin bertemu tapi kayaknya belum pernah ketemu.

Mujizat terjadi
Penyembuhan juga cepat sekali, karena cuma seminggu dalam perawatan, dan itu membuat orang-orang yang membesuk saya juga terheran-heran. saat itu kulit-kulit saya mulai copot-copot semua, pada akhirnya terakhir, kelopak mata saya juga rontok, agak sulit sih kalau daerah mata, mungkin kulit ari-arinya lebih halus.

Namun lama-kelamaan copot juga, alis saya juga mulai tumbuh, malahan kulit saya lebih halus, kayak bayi kemerah-merahan. Memang sih dokter menganjurkan agar wajah saya jangan langsung terkena sinar matahari.

Waktu itu tangan saya juga tidak bisa digerakkan, saya paksakan untuk bergerak karena kaku sekali dan sakit sekali, tapi dokter mengatakan kamu jangan paksakan untuk digerakkan karena nantinya kamu bisa dioperasi. Saat itu saya Cuma berdoa saja, saya bilang Tuhan saya serahkan semuanya pada Tuhan sambil saya pegangin tangan saya. Ternyata tangan sayapun tidak mengalami hal yang parah. Tuhan memang dasyat.

Kesaksian Nini anak Hermanto
"Sama sekali tidak ada bekas atau tanda luka bakar. Saya sangat bersyukur, Tuhan bukan hanya sedikit memulihkan keadaan papa saya, namun Tuhan sudah menyembuhkan papa saya secara total. Sehingga papa saya sekarang sudah bisa bekerja seperti sediakala. Bahkan kulit muka papa saya jauh lebih bagus daripada keadaan sebelum kecelakaan."

Saya sekarang semakin mengucap syukur dan merasa ini mukjizat luar biasa karena saya tidak perlu operasi, bahkan anak saya dan beberapa orang mengatakan bahwa kulit muka saya sekarang lebih bagus daripada sebelum kejadian tersebut.

Tuhan begitu baik! Saya dipulihkan dan ditahirkan begitu rupa kembali. Semua itu adalah rencana Tuhan yang indah bagi hidup saya. (Kisah ini ditayangkan 24 Desember 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel)

"Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang." (Maleakhi 4:2)


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
Mujizat Di Tengah Ledakan Listrik 380 V

John Bangau, Diselamatkan Malaikat Ketika Pesawat Jatuh




John Bangau, Diselamatkan Malaikat Ketika Pesawat Jatuh


- Jawaban.com -
View: 786 times
Tidak ada pertanda apapun yang dirasakan oleh John Bangau dan ayahnya yang akan pulang kampung hari itu. Namun tak disangka-sangkanya, sebuah kecelakaan naas menimpa pesawat yang mereka tumpangi. Ayahnya tewas dan John terkatung-katung selama berhari-hari di hutan dalam keadaan penuh luka dan putus asa. Bagaimana ia bisa selamat? Inilah penuturannya.
"Malam sebelumnya saya dan bapak sedang bungkus-bungkus barang yang akan dibawa pulang. Saya sama bapak selalu bercanda saat itu, maksudnya kami sudah tidak sabar kapan bisa sampai di kampung dan bagaimana mama nanti akan menyambut kami. Seperti biasa-biasa saja. Tidak berpikir yang lain-lain. Paginya sebelum kami berangkat kami berdoa dulu mohon perlindungan dalam perjalanan lalu berangkat. Hari itu banyak teman-teman saya yang mengantar keberangkatan saya karena mungkin saya pulang kampungnya agak lama. Suasana hari itu rasanya gembira, tidak ada pikiran akan ada sesuatu yang terjadi. Biasa-biasa saja."
Sesampainya di pesawat, keceriaan masih tergambar di wajah John. Kerinduan kepada keluarga akan segera terbayarkan, tak terlintas sedikitpun akan adanya sebuah tragedi yang sedang mengintainya.
"Disamping saya duduk paman saya. Saya ngobrol dengan dia. Di depan duduk bapakku, dan dibelakangku teman-temanku. Ditengah perjalanan, saya sudah merasa ngantuk. Karena suasana masih gelap, dan masih berkabut sehingga kami tidak bisa melihat kebawah, akhirnya saya tidur."
Sesaat John terlelap, kemudian terjaga seakan dia merasakan kejanggalan di dalam pesawat.
"Sesaat saya terbangun dari tidur, saya sadar kalau pesawat ini terbang sangat rendah. Sepertinya ujung pohon-pohon bisa terkena. Saat itu semua masih tenang-tenang, tidak ada yang merasa ada gangguan. Saya sempat bicara seperti ini, ‘loh.. kenapa ini begitu rendah...' Setelah itu tiba-tiba hilang.."
Kecelakaan itu terjadi begitu cepat. Hingga John menyadari bahwa pesawat yang ia tumpangi tidak akan pernah sampai ke tujuannya.
"Saat itu saya seperti tidak ingat apa-apa. Seperti dalam mimpi. Ketika saya sudah bisa melihat tempat saya berada, saya merasa heran kenapa bisa begini. Tadi kan saya berada di pesawat, kok sekarang saya ada di hutan begini dengan keadaan terluka yang sangat parah begini. Itu yang sempat muncul dalam pikiran saya. Saya pikir, saya sendiri yang jatuh, dan yang lain sudah sampai di tujuannya. Saya bingung mencari jalan keluar dan ingin cepat-cepat pulang kampung."
Tubuh John penuh dengan luka-luka, namun ia belum benar-benar menyadari akan apa yang sebenarnya ia alami.

"Selama di hutan, yang saya pikirkan hanya mencari jalan keluar. Karena saya sendirian, ngga ada yang menemani, inginnya cepat-cepat pulang, ingin cepat-cepat ketemu keluarga yang ada di kampung. Saat itu saya betul-betul sadar kalau saya membutuhkan Tuhan untuk menolong saya. Saya berdoa dan terus berjalan tanpa tahu arahnya kemana."
Langkah John terhenti sejenak, dia melihat sebuah benda yang tak asing baginya. Namun hatinya dipenuhi keragu-raguan. Selangkah demi selangkah, ia berusaha mendekat.
"Saya melihat bangkai pesawat dan merasa heran. Saya tidak melihat adanya mayat atau barang-barang yang ada di pesawat. Saya memegang badan pesawat tersebut dan langsung pergi karena takut."
Hari semakin larut dan gelap, John merasa lelah dan mengantuk. Kakinya tak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan sehingga ia memutuskan untuk istirahat.
"Hari pertama di hutan, saya tidur di bawah pohon. Waktu malam hujan turun, dan kalau di Kalimantan kalau hujan biasanya banyak sekali lintah dan dingin lagi. Ketika bangun pagi, tubuh saya sudah penuh dengan lintah. Saya lihat di luka saya, lintahnya besar sekali. Malam kedua juga sama, hujan. Saya menginap di gua sampai pagi."
Dalam kesakitan dan keletihan yang luar biasa, rasa lapar dan kesendirian dalam hutan, seakan memupuskan harapan hidupnya. Keputusasaan menggerogoti jiwanya, tidak ada pertolongan baginya di hutan yang dingin dan sunyi itu.
"Di hari ketiga itu saya berdoa supaya bisa bertemu dengan bapak saya."
Ditengah keputusasaan dan kebingungannya, sesuatu yang aneh terjadi.
"Di hari ketiga bapak saya benar-benar ada, dia hadir. Dia bawain saya air. Kalau saya haus, saya minta, ‘Pak, saya minum.' Dia kasih saya air. Saya buka kalengnya, saya minum. Kalau saya bilang, ‘Pak, saya mau makan,' dia kasih saya snack roti, saya makan. Itu selama satu hari satu malam. Malamnya kami berdua tidur di bawah pohon sambil bercerita. Paginya, saya merasa celana yang saya pakai itu berat sekali. Kalau basah kan berat, selain itu juga sudah robek-robek. Saya buka, saya lipat dan saya kasih sama bapak. ‘Pak, tolong bawakan celana ini.' Waktu diambil, saya langsung berputar kebelakang, saat saya tengok bapak sudah hilang. Waktu hilang, saya jalan terus."
Dalam kesadaran yang semakin menipis, John tetap berusaha mencari jalan keluar dari hutan itu. Ia bahkan tak tahu lagi kemana kakinya harus melangkah. Dinginnya malam seakan membekukan harapannya. Malam itu, sesuatu yang aneh kembali terjadi.
"Saya bermimpi, ada orang yang datang pada saya dan berkata pada saya. ‘Bangau, coba kau lihat penumpang-penumpang yang jatuh dari pesawat itu. Itulah teman-temanmu.' Waktu saya lihat, mereka ditutup dengan plastik.  Saya ngga melihat dengan jelas siapa-siapa saja itu. Waktu itu saya tahu kalau teman-temanku sudah meninggal, cuma saya sendiri yang selamat. Ketika bangun pagi, saya merasa sudah tidak kuat lagi. Saya tahu kalau teman-temanku dan bapakku sudah meninggal, saya sudah tidak kuat lagi. Saya menangis dan saya pasrah kepada Tuhan. Saya juga berdoa begini, ‘Tuhan, saya sudah tidak mampu lagi. Saya sudah tidak kuat lagi untuk berjalan mencari jalan keluar. Jika Tuhan mempunyai rencana buat saya, selamatkanlah saya dari maut ini. Kalau Tuhan tidak mempunyai rencana, sekarang saya sudah siap diambil oleh Tuhan. Untuk menunggu hasil doa itu saya tetap berjalan."
Di tengah-tengah keputusasaan dan sisa-sisa tenaga yang ada, John terus melangkahkan kakinya meskipun ia tidak yakin masih ada jalan keluar.
"Tiba-tiba, ketika berjalan, saya menemukan sawah. Ketika melihat sawah, tiba-tiba rasa lelah itu hilang. Saya langsung merasa kuat. Ketika saya melihat ke sekeliling sawah ternyata ada satu orang yang sedang bekerja. Ketika saya melihat orang yang sedang disawah, saya langsung berpikir kalau saya selamat. Ketika saya panggil, ‘Pak..' Dia malah takut. Dia gemetar. Karena dia lihat rambut saya panjang, di sekeliling kelopak mata saya hitam. Dia kelihatan bingung. Saya ceritakan kalau pesawat saya jatuh dan semua teman saya mati. Hanya saya yang selamat. Dia peluk saya dan kasih saya makan."
Setelah menempuh dua jam perjalanan, akhirnya John tiba di desa terdekat.
"Setelah selesai mandi, tiba-tiba tubuh saya gemetar, lemas dan akhirnya saya jatuh pingsan."
Lima hari terlunta-lunta di dalam hutan, membuat John mengalami kelelahan fisik yang sangat berat. Akhirnya warga segera membawanya ke rumah sakit terdekat dan memberitahukan keberadaan John kepada keluarganya.
"Saya ketemu dengan kakek, nenek, om, tante dan mamak ku membuat saya benar-benar terhibur. Saya menangis karena bisa bertemu dengan keluarga saya.  Tapi mamak saya bilang jangan menangis, ‘Yang sudah terjadi biarlah terjadi, kita serahkan sama Tuhan.' Saya sedih karena tidak bisa melihat bapak saya, tapi saya dikuatkan oleh mamak saya. Dia bilang, "Mamak ini yang harusnya paling sedih. Karena yang mamak pikirkan, bapakmu pergi, dan kamu juga pergi.' Mamak saya peluk saya dan cium saya. Dia katakan, ‘Sabar saja, ini jalan yang terbaik buat kita.'"
Tragedi kecelakaan pesawat 16 Juli 2002 di Tarakan, Kalimantan Timur tersebut menewaskan sembilan orang, termasuk almarhum ayah John. Namun John bersyukur, tangan Tuhan menolongnya dan meluputkan dari kematian.
"Kalau sekarang saya berpikir, waktu itu adalah malaikat yang Tuhan kirimkan (Bapaknya yang ia temui di hari ketiga yang memberi ia makan dan minum - red), bukan bapak saya. Tuhan yang menyelamatkan saya. Dia selalu setia mendampingi saya selama di hutan. Dan Tuhan sudah memberikan saya kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Saya akan mempergunakan hidup yang sudah Tuhan berikan ini untuk melayani Tuhan, dan untuk menjadi alat Tuhan sampai akhir hidup saya.  
(Kisah ini ditayangkan 20 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
John Bangau


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
John Bangau, Diselamatkan Malaikat Ketika Pesawat Jatuh

Tarif CDMA Internet Termurah 2010


Perang tarif tampaknya masih akan berlanjut di 2010 ini.
Syukur-syukur tak hanya tarif SMS dan bicara saja tapi juga biaya akses internetnya. Dengan begitu akan menggairahkan pengguna internet untuk memaksimalkan layanan operator selular mobile CDMA seperti Fren dan Smart maupun Fixed Wireless Access (FWA) semacam Flexi, Esia, Hepi dan StarOne.
Tarif internet tak dipungkiri memang masih menghantui para pengguna ponsel. Apalagi soal sistem pentarifan yang sampai saat ini masih membingungkan bagi sebagian orang. Sehingga banyak yang tak tahu bagaimana perhitungannya.
Nah disini saya akan memberikan data tarif berinternet menggunakan layanan Operator CDMA yang telah disebutkan diatas.
>>Smart
berikut adalah daftar tarif smart yang dikutip dari sini
>>StarOne
berikut adalah daftar tarif StarOne yang dikutip dari sini

>>Flexi
berikut adalah daftar tarif Flexi yang dikutip dari sini

>>Esia
berikut adalah daftar tarif Esia yang dikutip dari sini
Internet Data Per kB
- Pasca bayar / Postpaid : Rp. 5
- Pra bayar / Prepaid : Tidak Bisa Internet
- Telepon Tetap / Fixed : Rp. 5
>>Hepi/ Mobile-8
pada layanan CDMA ini pihaknya menyediakan 4 macam pilihan paket :
Paket Unlimited 50:Rp 50.000/bulan
• Speed up to 153Kbps, Masa aktif 30 hari.
Kuota 500MB, setelah pemakaian melebihi kuota kecepatan akan menyesuaikan ke 64Kbps
Paket Unlimited 100:Rp 100.000/bulan
• Speed up to 1024Kbps, Masa aktif 30 hari.
Kuota 1.5GB, setelah pemakaian melebihi kuota kecepatan akan menyesuaikan ke 64Kbps
Paket Unlimited 150:Rp 150.000/bulan
• Speed up to 3.1Mbps, Masa aktif 30 hari.
Kuota 2.5GB, setelah pemakaian melebihi kuota kecepatan akan menyesuaikan ke 128Kbps
Paket Unilimted 250:Rp 250.000/bulan
• Maximum Speed, Masa aktif 30 hari.
Kuota 3.5GB, setelah pemakaian melebihi kuota kecepatan akan menyesuaikan ke 256Kbps
seperti yang dikutip dari sini
Semua operator CDMA kini memiliki layanan akses internet. Hanya saja soal tarif dan pola pentarifannya ada yang berbeda. Keduanya akan menentukan mana yang lebih hemat.
Pola pentarifan ada dua skema, pertama berbasis volume(volume based) dan yang kedua berbasis waktu (time based). Basis volume memotong pulsa tergantung dari besarnya trafik komunikasi data. Misalnya, apabila anda mendownload file yang besarnya 50 kb dengan tarif operator per kb-nya Rp. 5,- maka anda akan dikenakan tarif sebesarRp. 250,-. Sedangkan untuk berbasis waktu akan lebih mudah karena ditetapkan berdasarkan lamanya waktu akses.
Mana yang lebih hemat? Tentu saja tergantung dari keperluannya. Sebagai contoh, ketika kita ingin mendownload file yang besarnya mencapai 5 MB (sama dengan 5000 kb), maka jika kita menggunakan layanan berbasis volume dengan tarif Rp. 5,-/kb pulsa kita akan terpotong Rp. 25.000,-.
Namun apabila menggunakan sistem berbasis waktu dengan tarif Rp. 200/menit dan waktu download sebanyak 5 Mb hanya butuh waktu 15 menit berarti tarifnya hanya Rp. 200,- x 15 = Rp. 3000,- saja. Meski begitu, berapa lama waktu downloadnya tergantung dari kualitas jaringan.
untuk info registrasi bisa dilihat di halaman situs masing2 operator.
Tarif CDMA Internet Termurah 2010

Rabu, 20 Januari 2010

Ketika Semuanya Sudah Terlambat.



...


Di masa kecilnya, Meida mengingat sosok ayahnya, Mulyadi, sebagai sosok bertanggung jawab, setia kepada keluarga dan tidak pernah mentelantarkan anak-anaknya. Dibandingkan adik-adiknya, Meidalah yang paling dekat dengan ayahnya. Kasih sayang Mulyadi bagi Meida begitu berlimpah. Hadiah-hadiah indah dan lucu seringkali diberikan ayahnya untuk Meida. Bagi Meida, Mulyadi adalah seorang ayah yang hebat.
Tapi sejalan dengan waktu, rasa sayang itu telah berubah menjadi kebencian yang mendalam di hati Meida. Mulyadi ternyata memiliki wanita idaman lain sampai akhirnya, saat Meida masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Mulyadi meninggalkan keluarganya demi wanita itu. Selama bertahun-tahun, komunikasi dengan Mulyadi telah benar-benar terputus. Mulyadi tidak pernah pulang ke rumah. Nafkah pun tidak pernah diberikan Mulyadi bagi keluarganya sehingga Meida harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Ratnaningsih, ibunya, berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dengan berjualan gorengan. Kerinduan Meida yang terdalam hanyalah ingin membahagiakan Ratnaningsih. Kesedihan yang tersimpan di dalam hati Meida semakin membuat kebenciannya terhadap ayahnya semakin mengental. Hati Meida dipenuhi dendam.
Peristiwa itu telah mengubah seluruh kehidupan Meida. Meida menjadi anak yang menutup diri terhadap lingkungannya sendiri. Meida susah bergaul karena pada dasarnya Meida merasa dirinya tidak bisa lagi mempercayai orang lain. Perbuatan ayahnya telah menghancurkan rasa percaya Meida kepada semua orang.
Hingga bertahun-tahun kemudian, Meida diperhadapkan kepada situasi yang selalu ia hindari. Ayahnya kembali pulang ke rumah. Api kebencian di dalam hati Meida yang sudah mengecil, kembali membara. Bagi Meida, ketidakhadiran ayahnya di dalam kehidupannya bukanlah suatu masalah. Selama ini Meida sudah berusaha untuk bertahan dan memperjuangkan hidupnya sendiri.
Kepulangan ayahnya kembali ke rumah semakin memperburuk situasi. Suasana dingin senantiasa meliputi hubungan keluarga di antara mereka. Meida dan saudara-saudaranya merasa lebih baik seandainya ayah mereka tidak hadir daripada hanya menjadi seorang ayah yang mengecewakan.
Kekecewaan itu pernah Meida ungkapkan secara langsung kepada ayahnya. Bagaimana sakitnya perasaan Meida terhadap ayahnya. Namun ayahnya biasanya hanya menanggapinya dengan berdiam diri, tidak pernah memberikan komentar apapun. Kondisi itu pun akhirnya hanya menimbulkan sikap yang apatis bagi Meida karena Meida merasa berdebat dengan ayahnya pun tidak akan menghasilkan apa-apa.
Pada suatu hari, teman Meida mengajaknya untuk menghadiri sebuah KKR. Khotbah yang dibawakan pada malam itu membuka paradigma baru di dalam hati Meida. Bahwa sebenarnya Bapa yang di surga itu jauh lebih baik, lebih setia dan lebih mulia daripada bapa jasmani kita. Bapa surgawi adalah Pribadi yang sangat baik dan penuh pengampunan. Kebenaran itu tertancap dalam di hati Meida. Namun Meida menyadari, ia tidak sanggup mengampuni ayahnya. Tapi Meida tetap bertekad untuk mengampuni ayahnya. Paling tidak, Meida akan berusaha untuk merubah sikap dinginnya yang selalu ditunjukkannya kepada ayahnya.
Di saat Meida berusaha memperbaiki hubungannya dengan sang ayah, suatu peristiwa yang tidak disangka kembali terjadi. Peristiwa yang mengejutkan dan sangat menyakitkan kembali mengurungkan niat Meida. Tanpa disengaja, Meida membaca pesan yang dikirimkan wanita simpanan ayahnya di HP Ratnaningsih yang mengatakan kalau Meida itu bukan anak kandung ayahnya. Hati Meida sangat sakit, menyadari bahwa ayahnya sendiri yang telah mengatakan ketidakbenaran itu kepada selingkuhannya. Ayahnya pernah mencoba untuk meminta maaf kepada Meida atas peristiwa itu namun hati Meida telah benar-benar menjadi dingin. Meida tidak pernah lagi mencoba untuk menyayangi ayahnya.
Pada suatu hari, Meida bersama ayahnya pergi ke Bandung untuk memperingati 40 hari kematian neneknya. Kekakuan dan hubungan yang dingin di antara Meida dan ayahnya membuat Meida malas untuk ngobrol maupun berbasa-basi dengan ayahnya di sepanjang perjalanan. Ayahnya yang berusaha membuka percakapan dengan Meida pun tidak diindahkannya. Sepulangnya dari Bandung, kejadian yang tidak disangka-sangka itu terjadi. Supir yang mengantuk menyebabkan mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di jalan tol.
Ratnaningsih yang diberitahu mengenai kecelakaan itu segera pergi ke rumah sakit tempat Meida dan Mulyadi dirawat. Sesampainya di sana, barulah Ratnaningsih diberitahu kalau Mulyadi sudah meninggal dunia. Meida sendiri mengalami luka yang parah dan harus segera dioperasi. Saat itu, Ratnanigsih berusaha setegar mungkin namun di dalam hatinya ia menyimpan duka yang tak terkatakan. Ratnaningsih hanya bisa berdoa, memohon kepada Tuhan untuk tidak mengambil nyawa Meida juga.
Kecelakaan tersebut telah merenggut nyawa Mulyadi dan Meida pun berada dalam keadaan koma. Namun Tuhan berbelas kasihan dan memulihkan kesehatan Meida perlahan-lahan. Meida yang tadinya lumpuh, mulai belajar berjalan kembali. Kondisi Meida yang memprihatinkan membuat Ratnaningsih tetap merahasiakan kematian Mulyadi kepada Meida. Setiap kali Meida menanyakan keberadaan ayahnya, Ratnaningsih selalu mengatakan kalau Mulyadi sedang tugas di luar kota. Ratnaningsih kuatir kalau sampai Meida shock, itu akan mempengaruhi kondisinya yang belum stabil.
Sebulan kemudian, kenyataan akan kematian Mulyadi tidak dapat ditutup-tutupi lagi. Tanpa sengaja Meida membaca pesan di HP Ratnaningsih yang mengungkapkan turut berdukacita atas kepergian Muyadi. Dengan berusaha setenang mungkin, Ratnaningsih pun akhirnya mencoba menjelaskan kenyataan yang sebenarnya bahwa Mulyadi sudah meninggal dunia akibat kecelakaan itu.
Kenyataan ini kembali menimbulkan kesedihan mendalam bagi Meida. Penyesalan memenuhi hatinya karena ia tidak dapat menemani saat-saat terakhir ayahnya. Meida sadar meskipun mulutnya selalu mengatakan kebencian kepada ayahnya, tapi sebenarnya jauh di dalam hatinya Meida sangat menyayangi ayahnya. Penyesalan yang paling menyesakkan hati Meida adalah kenangan saat ayahnya mencoba untuk meminta maaf kepadanya, Meida tetap mengeraskan hatinya dan tidak dapat memaafkan ayahnya sepenuhnya. Meida merasa, saat ayahnya masih ada, ia tidak dapat membahagiakan ayahnya.
Kebenaran akan statusnya sebagai anak kandung ayahnya atau bukan tidak lagi menjadi masalah bagi Meida. Saat ini Meida hanya menyadari bahwa ia tetap sayang kepada ayahnya dan sudah mengampuni ayahnya. Karena bagi Meida, tidak ada gunanya lagi ia menyimpan kepahitan di dalam hatinya karena ayahnya juga sudah tiada. Kepahitan itu disadari Meida hanya menyiksa dan menyakiti dirinya sendiri.
Bagi Meida, kebaikan Tuhan itu luar biasa dan merupakan mukjizat karena Tuhan sudah menyelamatkan dirinya dari kematian. Dan Meida sangat bersyukur memiliki keluarga yang benar-benar membantu dan mendorongnya untuk terus melihat masa depan. Meida tahu semuanya itu berasal dari Tuhan dan tidak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan kebaikan Tuhan bagi hidupnya. (Kisah ini sudah ditayangkan 13 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O Chanel).
Sumber Kesaksian :
Meida Megawati


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
Ketika Semuanya Sudah Terlambat.

Kamis, 14 Januari 2010

Yohana Anakku, Karya Ajaib Tuhan



WEDNESDAY, 13 JANUARY 2010


Sore itu Yohana, putri bungsu pasangan Iwan Darmawan dan Retno sedang bermain di atap rumah seorang diri, tak pernah seorangpun menduga anak kecil tersebut bisa terlempar kebawah dan tidak sadarkan diri.
Saksi mata kejadian, Ibu Ariyani yang adalah tetangga korban mendengar suara benturan keras saat Yohana jatuh.
"Saya denger suara ‘gubrak' kaya suara motor tabrakan gitu... Ibu langsung ke depan. Dilihat disitu, Yohana jatuh. Kira ibu mah.. tangan yang patah. Tapi yang kena kan kepala," demikian tutur Ibu Ariyani menceritakan kejadian naas tersebut.
Saat itu Yohana dibawa oleh warga yang berada dekat lokasi kejadian kerumahnya. Ibunya, Retno yang tidak tahu apa yang terjadi dengan anaknya histeris kebingungan.
"Yohana..Yohana... bangun Yoh..ini mami Yoh...Ini Mami...," demikian cerita Ibu Retno mengingat kejadian itu.
Sang ayah yang masih bekerja di pabrik segera di hubungi oleh sang kakak.
"Halo.. ada apa ini?" tanya Iwan.
"Papi pulang..Papi pulang...!" seru sang kakak dengan histeris.
"Kenapa? Papi lagi kerja.."
"Hana jatuh pi.."
"Saya pikir ya jatuh biasa.. lah namanya juga anak-anak. Anak saya ini juga aktif sekali," demikian jelas Iwan.
Iwan mematikan HPnya. Namun tak berapa lama kemudian HP Iwan kembali berdering, anaknya kembali memintanya segera pulang.  
"Hati saya jadi ngga enak.. saya jadi pengen segera pulang."
Iwan segera minta ijin dari kantornya dan langsung pulang. Sementara dirumah, sang istri dalam keadaan kebingungan melihat kondisi anaknya yang tidak sadarkan diri.
"Saya goyangkan mukanya dan bilang.. ‘Yoh.. ini mami..ini mami..' tapi dia hanya diam.. bikin saya bingung."
Tak lama kemudian Iwan sampai dirumahnya. Sang istri berseru histeris sambil memperlihatkan anaknya. Iwan melihat anaknya yang pingsan sempat kaget, dia berusaha menenangkan dirinya. Belum juga ia menenangkan dirinya, istrinya berseru memberitahukan keadaan kepala anaknya yang tidak normal.
"Papi.. kepalanya dekok..."
Iwan menyentuh pelan-pelan kepala anaknya, dan menemukan ada bagian kepala anaknya yang menonjol kedalam. Dan setiap kali disentuh, sang anak menangis.  Iwan pun makin panik dan menhubungi ibunya dan menceritakan apa yang menimpa anak kesayanganya tersebut.
"Ibu.. Hana jatuh dan muntah bu..." teriak Iwan melalui telephone kepada ibunya.
"Cepat bawa kerumah sakit..kelihatannya dia gagar otak"
"Iya bu..iya bu..."
Mendengar anaknya gagar otak, Iwan dan Retno makin panik.
"Saat itu saya baru sadar.. posisi mulut anak saya sudah ketarik kesini," Iwan memperagakan posisi mulut anaknya yang sudah mulai tertarik kesamping.
"Saat itu saya kuatir, anak saya akan jadi seperti apa. Hati saya sakit."
Pertolongan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Mobil temannya untuk membawa Yohana kerumah sakit akhrinya sampai. Tak ingin keadaan anaknya bertambah parah, mereka melarikan Yohana ke sebuah rumah sakit. Saat itu kenangan akan anaknya yang aktif muncul dalam ingatan Iwan.
"Kalau saya pulang, dia bukain pintu saya..."
Namun tiba-tiba Yohana muntah untuk kedua kalinya. Tapi secara mendadak, mulut Yohana yang tadinya miring, sudah kembali normal.
"Dan kepala yang tadinya saya pegang dekok, gembung. Saat itulah saya menangis."
Begitu tiba dirumah sakit, ternyata rumah penuh sesak dengan pasien. Beruntung seorang perawat membantunya mendapatkan sebuah tempat tidur.
"Yohana ditaruh disitu.. Cuma ditaruh aja.."
Iwan mencoba bertanya pada dokter disitu,
‘Ini gimana dokter?'
‘Coba bapak ke administrasi untuk mendaftarkan Yohana sebagai pasien disitu.'
Iwan sempat bingung karena dia tidak membawa uang. Uang yang ada hanya dua puluh ribu.
"Linda, teman saya tahu bahwa saya kebingungan. Tanpa permintaan, dia mengambil dompet lalu mengeluarkan uang. ‘Nih.. kamu pegang dulu. Aku tahu kamu ngga punya uang.' Dia bilangnya begitu. Hal ini menjadi seperti sebuah harapan baru buat saya. Saya langsung lari keruang pendaftaran. Saya sekali daftar Rp.60.000.-"
Setelah mendaftarkan Yohana sebagai pasien dirumah sakit itu, Iwan berharap anaknya dapat segera mendapat pertolongan yang serius.
"Cuma dipegang sedikit, dan sempat ditanya."
‘Ini kenapa?'
‘Oh.. ini jatuh dari lantai dua. Lalu muntah-muntah.'
‘Muntahnya berapa kali?'
‘Muntah dua kali.' 
"Lalu setelah itu ditinggal lagi."
Tak lama kemudian, Iwan diberi surat rujukan agar Yohana segera di rontgen. Setelah di rontgen, tiba-tiba saja Yohana sulit bernafas dan kondisinya kian melemah.
"Nafasnya agak putus-putus, saya samperin dokternya dan bertanya, ‘Ini gimana?' ‘Pak tolong jaga kesadarannya, kalau ngga, ngga ketolong lagi.'"
Saat itulah ibundanya menelephon menanyakan keadaan cucunya.
"Halo wan.. Gimana keadaannya?"
"Iya bu.. ini baru selesai di rontgen bu.."
"Sudah di scaning otak belum?"
"Untuk apa bu?"
"Harus wan... harus discaning otak.." demikian permintaan ibunya.
Iwan pun menemui perawat untuk meminta anaknya di scaning.
"Emang bapak mampu bayarnya?" tanya perawat itu.
"Memang berapa sih harganya?"
"Enam ratus ribu pak.."
Saat itu Iwan hanya memegang uang tiga ratus ribu rupiah, namun ia meyakinkan dirinya bisa membayar biaya scaning otak anaknya. Ketika tiba di bagian kasih dan harus membayar, disinilah pertaruhan iman Iwan diuji.
"Saya sodorin..." saat itu Iwan tampak kebingungan.
Tiba-tiba adiknya datang. Pertolongan yang dibutuhkannya muncul tepat pada waktunya. Adiknya memberikan pinjaman untuk membayar scaning tersebut.
"Wah.. ini berbahaya pak. Ada pembekuan darah di otak dan ada darah yang menggumpal yang mendesak otak. Ini harus segera di operasi. Bawa surat rujukan saya ini ke bank darah," demikian ungkap dokter saat melihat hasil scan tersebut.
Harapan Iwan untuk mendapatkan darah dengan segera ternyata sia-sia. Ia bahkan dianjurkan untuk meminta darah ke PMI dan tanpa disangkanya, ia bertemu dengan kawan lamanya yang menolongnya untuk ke PMI.
"Dia bawa mobil, dan dianter ke PMI. Di PMI dilihat darah yang dibutuhkan ngga ada."
Tidak percaya dengan hasil tersebut, teman Iwan minta agar diperiksa ulang, ternyata ada satu kantong darah yang sesuai dengan golongan darah Yohana. Namun kendala demi kendala harus dialami oleh Iwan.
"Darah ini baru bisa digunakan besok pukul lima pagi," kata bagian bank darah.
Iwan memberitahu dokter yang menangani Yohana tentang hal ini.
"Ngga bisa, harus sekarang. Jam satu ini harus segera dipakai."
Namun pihak bank darah tetap tidak bisa mengijinkan, karena jika dipaksakan bisa berbahaya bagi pasien. Iwan akhirnya berkonsultasi kembali dengan dokternya, dan sang dokter menghubungi bank darah untuk segera mempersiapkan darah yang diminta.
"Ruang operasi siapin."
 Suster saat itu memberitahu dokter bahwa Yohana masih di nomor urut enam puluh, namun dokter menyatakan bahwa hal ini darurat dan harus segera ditangani.
"Saya tanya ke beberapa suster, ‘Ini kalau gagal gimana?' Suster menerangkan, pertama bisa meninggal, kedua dia bisa terbelakang mentalnya. Saya tanya minimal berapa lama baru bisa pemulihan, dijawab minimal satu minggu baru bisa masuk bangsal pemulihan. Apa lagi kalau operasi otak."
Ibu Ratna hanya bisa menerima nasihat sang suster untuk terus berdoa.
"Ya berdoa saja, semoga berhasil. Kalau berhasil, itu mah mukjizat. Kami ngga kepikiran gimana-gimana, kami cuma bilang, ‘Tuhan, kami serahkan Yohana."
Saat itulah keluarga itu bergumul dengan Tuhan. Tak lepas, doa-doa dipanjatkan sepanjang masa operasi berlangsung. Mereka berharap penuh pada Tuhan, karena mereka tahu pengharapan mereka tidak akan sia-sia.
"Operasi berjalan dengan baik, Hana baik-baik saja," demikian berita dari dokter yang membuat seluruh keluarga itu merasakan kelegaan yang luar biasa.
"Seneng, bingung, semuanya campur baur," ungkap Retno.
Pemulihan Yohana berlangsung dengan cepat berkat campur tangan Tuhan. Dalam waktu tiga hari Yohana sudah dipindahkan ke bangsal pemulihan. Bahkan dalam waktu enam hari, Yohana sudah belajar berjalan kembali dan ingin kembali bersekolah.
"Yang pasti saya sangat senang ya... Wah ini dasyat! Ini mukjizat yang luar biasa!" demikian ungkap Iwan.
Saat ini Yohana sudah benar-benar sembuh. Bahkan dia mengalami banyak kemajuan jauh dari keadaan sebelumnya.
"Kemajuannya, dia ngga trauma. Tetap main, aktif. Tadinya dia belajar membaca belum lancar, begitu sembuh, anehnya dia langsung bisa lancar membaca. Tuhan menolong sebegitu luar biasanya. Yang harusnya membutuhkan waktu sangat lama, namun dalam waktu dua minggu anak saya sudah kembali ke sekolah,"demikian Iwan menceritakan kemajuan pemulihan putrinya.
Ibunya tak kalah bangga akan kesembuhan Yohana, "Banyak omong, lebih cerewet, lebih lincah. Semua itu Tuhan ijinkan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita."
"Mungkin kita tidak peduli dengan hidup kita, tetapi Yesus itu sangat peduli," tandas Iwan.
"Terima kasih Tuhan Yesus, Yohana sudah sembuh," demikian Yohana menutup kesaksian keluarga ini.
(Kisah ini ditayangkan pada 13 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O Channel).
Sumber Kesaksian :

Iwan & Retno Darmawan


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!


Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi
Yohana Anakku, Karya Ajaib Tuhan