Bookmark and Share

Jumat, 14 Juni 2013

Pengharapan Kekal Dibalik Penderitaan

Pengharapan Kekal Di Balik Penderitaan 
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Roma 5:3-5
*courtesy of PelitaHidup.com
Rasul Paulus telah memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi kita melalui kehidupan yang dilaluinya. Secara manusia dia lebih banyak melalui penderitaan setelah dia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya dibanding ketika dia belum mengenal Kristus. Segala kebanggaan dan kebesaran di masa lalunya justru hanya dianggap sebagai sampah yang tidak berarti. Tetapi penderitaan yang dialaminya membuat dia bangga atas apa yang dijalaninya.

Kesengsaraan – Suffering

Begitu banyak kesengsaraan yang Paulus lalui ketika mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Dia menerima begitu banyak penolakan dari pengkabaran Injil yang dilakukannya. Dia menerima ancaman, aniaya, siksaan, musibah, dipenjara dan masih banyak penderitaan lainnya (2 Korintus 11:23-27).
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” 2 Korintus 4:8-9


Tetapi apa yang Paulus lalui itu tidak membuat dia berhenti melakukan pekerjaannya. Ada kekuatan yang senantiasa membuat dia terus maju untuk melakukan pekerjaanya. Dia tahu bahwa dia akan menerima sesuatu yang sangat mulia atas apa yang dia lakukan pada saat itu. Bahkan Paulus berkata bahwa kita harus bermegah dalam kesengsaraan yang kita alami. Mengapa demikian?
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 2 Korintus 4:16-17

By : Moudie Kasenda 
Dikutip dari  Pelita Hidup

Pengharapan Kekal Dibalik Penderitaan

Tuhan Yesus menyembuhkan saya

Sekitar tahun 2004 saya menderita sakit dibagian antara dada dan perut samping kiri apabila saya terlalu banyak berdiri atau banyak melakukan aktivitas sakit ini pasti datang atau kambuh . Awalnya saya pikir penyakit ini hanya sakit biasa-biasa saja, setelah saya mencoba berbagai obat-obatan  tidak ada perubahan  akhirnya saya berobat disalah satu dokter perusahaan saya dan hasilnya dokter tidak dapat menditeksi penyakit saya dan jawabannya penyakit yg saya derita hanya karena otot yang kaku kesimpulannya, hanya sakit biasa-biasa saja .
Saya penasaran akhirnya saya ke dokter yang lain untuk memastikan penyakit yg saya derita ternyata dokter ini juga  tidak bisa menyembuhkan penyakit saya. Saya tidak menyerah saya konsultasi kebeberapa dokter yg saya kenal tapi semuanya tidak ada hasil. Setahun berjalan sudah penyakit saya tidak ada perubahan ketika saya terlalu banyak berdiri atau biasanya kalau saya jala-jalan berbelanja atau terlalu banyak berdiri bagian bawah dada sebelah kiri terasa sakit menusuk dan terasa nyeri sekali sampai2 saya harus mencari tempat duduk untuk menahan rasa sakit yang saya derita, penderitaan ini saya harus alami berulang ulang dan menjadi pergululan bertahun-tahun.
Akhirnya saya coba memeriksa disalah satu laboratorium dan tidak lupa juga saya ke tempat ronsen untuk foto bagian yang sakit  ,dan hasil yang saya terima semua chek up yang sudah saya lakukan, hasilnya semuanya baik tidak tidak ada masalah dan ini menjadi tanda tanya  bagi saya , menurut pemeriksaan medis dan dokter tidak ada masalah namun rasa sakit yang saya alami tidak kunjung sembuh. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk tidak lagi memeriksakan penyakit saya ke dokter, saya mengambil keputusan menyerhakan penyakit ini kepada Tuhan Yesus karena tidak ada jalan lain hanya Yesus Tabib yang ajaib yg sanggub mengadakan mujizat, bagi manusia tidak mungkin tapi bagi Dia semuanya tidak ada yang mustahil , dan hanya doa yang saya panjatkan kehadirat Tuhan dan dengan iman  saya jalani pergumulan sakit  saya selama 4 tahun, dana selama 4 tahun juga, saya menanti dengan penuh harapan bahwa Yesus sanggup menyembuhkan sakit saya . Sebagai orang percaya saya mengakui penyakit ini hanyalah bagian proses Tuhan membentuk iman percaya saya, dan dengan hanya beharap kepada Tuhan, walaupun proses ini cukup lama akhirnya penantian itu pun saya raih lewat tangan  Yesus yang ajaib sanggup menjamah sakit saya tidak lewat obat-obatan atau perawatan dokter  hanya dengan Kasih karunia yang Ia berikan kepada setiap manusia dan saya menjadi bagian dari proses kesembuahan lewat mujizatTuhan Yesus yang ajaib.
Kesembuhan lewat tangan Yesus yang ajaib sudah bejalan satu tahun, dan hingga saat ini penyakit saya tidak pernah kembali lagi walaupun saya banyak melakukan aktivitras, banyak berjalan atau berdiri penyakit saya tidak pernah datang lagi dan sebagai ucapan syukur say bersaksi leawat ibadha  ataupu lewat kesaksian saya dalam tulaisan ini semoga kesaksian saya boleh kuatan baru bagi saudara2 yang sakitnya tidak lagi bisa disembuhkan lewat medis , para dokter  atauopun obat-obatan hanya dengan besandar kepada Yesus tekun dalam doa dan ibadah dan melakukan firman disaat itulah jamahantangan Tuhan menyembuhkan kita Halleluyah Amin.
Tuhan Yesus menyembuhkan saya