|   | Lepaskan Pengampunan, Rumah Tangga Dipulihkan | 
| "Papa rencana akan  mengirim saya ke Amerika untuk bersekolah, tetapi saya memilih  berkeluarga karena saya jatuh cinta dengan laki-laki ini. Kita pacaran  satu bulan dan memutuskan menikah," kata Elis membuka kesaksiannya.  Namun kenyataan ternyata tak seindah yang mereka bayangkan.  Rumah tangga yang baru mereka bina terusik oleh rahasia masa lalu yang  disimpan rapat-rapat oleh Antoni.  "Sejak awal malam pertama ada  sesuatu yang salah. Bahkan dia tidak berhasil menunjukkan kepada saya  tabungan yang dulu dia tunjukkan sama saya, juga tidak bisa membantu  membayar mobil dan satu persatu ya motor ya kamera hilang jadi saya apa  sih yang saya bikin. Saya seperti membeli kucing di dalam karung  rasanya. Saya kecewa sekali. Saya gak duga sesuatu yang selama ini saya  banggakan, pribadi yang saya banggakan. Papa udah bilang, ‘kalau kamu  pilih menikah, maka kamu tidak sekolah ke Amerika' Saya pilih dia. Habis  pulang kerja dia tidur, kalo saya ngajak cerita hal-hal lain dia  sepertinya takut terungkap. Jadi ini membuat suasana rumah jadi panas.  Saya juga jadi arogan karena mungkin saya harus jujur posisi saya lebih  diatas angin dibanding dia. Dari sisi keuangan, dari sisi pengetahuan  mungkin saya merasa saya hebat. Saya udah korbankan segala sesuatu buat  kamu kok kamu buat saya seperti ini. sekolah saya korbankan, semua telah  saya korbankan untuk seorang laki-laki yang sangat-sangat saya cintai."  ungkap Elis menjelaskan awal  pertengkarannya dengan sang suami. Sikap  Antoni terhadap istrinya bukanlah tanpa sebab dan itu semua bermuara  pada saat dia pernah tinggal 11 tahun dengan seorang wanita di Papua.  Perasaan bersalah dan takut peristiwa itu terbongkar membuatnya tertekan  sehingga ia menjadi seorang yang pendiam. Sikap diam yang ditunjukkan  oleh Antoni bukan membuat Elis semakin melembut, tetapi semakin keras.  "Waktu itu masih 3 bulan kehamilan anak saya yang kedua,  Jonathan. Saya beritahu saya hamil karena memang kami jarang berhubungan  dan kondisi tahun-tahun pertama kami menikah memang ribut melulu gitu  ya. Keras kepala masing-masing, mau menang sendiri. Akhirnya suami saya  tanpa sengaja saya kira bukan dari hatinya seperti itu mengatakan dia  belum siap mempunyai anak lagi," ujar Elis.  "Waktu di telepon, ‘Pak,  saya hamil terus gimana?' Terus saya jawab, ‘terus gimana?' Ya sudah  gugurin aja kalau memang berat. Kok dia nanya gitu ya. Kami ini kan sudah lama tidak  berhubungan ya. Saya pulang ke rumah dengan marah besar. Saya cuma bisa  diam. Itu memang senjata saya, dari dulu diem, tetapi ternyata kediaman  saya itu tidak bisa meng-clear-kan suasana," cerita Antoni.   Ketika sampai di rumah dari  kantor, Elis membungkus pakaian  Antoni, suaminya dengan maksud untuk mengusir. Merasa harga dirinya  sudah terinjak-injak, kemauan sang istri pun akhirnya dituruti.  Perceraian pun tidak bisa terhindarkan lagi. "Sebetulnya rasa takut itu ada. Kalau dia gak balik gimana  anak-anak, saya jadi janda dong. Tetapi, ingat-ingat kelakuan dia, terus  rasa sesuatu salah yang tidak bisa dikomunikasikan, terus saya baru  melahirkan, emosi saya masih tinggi banget. Itu nutupin semua rasa itu.  Bahkan saya ingat berminggu-minggu rasa marah saya masih memuncak"  kenang Elis. 14 Tahun Elis harus hidup bertiga dengan kedua anaknya. Masa  itu bukanlah masa yang indah, melainkan masa-masa yang sungguh sangat  sulit. Ayahnya dipanggil Tuhan setelah mengalami serangan jantung dan  sempat dirawat 5 bulan di rumah sakit. Ibunya menderita kanker darah  merah. Adiknya yang bungsu masuk ke penjara karena kasus narkoba, kedua  anaknya mengalami sakit penyakit DBD, rumah sakit yang dipimpinnya  mengalami permasalahan keuangan dengan mitra rumah sakit yang  dipimpinnya selama 10 tahun itu. Hidupnya benar-benar kacau ketika itu.  Kekayaan yang ia miliki selama ini habis sudah untuk membayar semua  tanggungan yang dibebankan kepadanya. Jiwanya pun benar-benar capai  menghadapi peristiwa demi peristiwa saat itu.   Suatu hari, dalam perjalanan ke rumah, dia mengalami  peristiwa yang mengherankan. Kaset yang baru ia beli memutar sebuah lagu  yang berisi kata-kata yang menguatkan dan menyetak batinnya. Lagu itu  seperti berkata bahwa ia sudah dipilih Tuhan sebelum bumi dijadikan,  tidak ada sesuatu yang kebetulan jika ia hidup sampai saat ini. Namun,  hatinya berontak, "Jika Allah itu ada, mengapa banyak kemalangan yang ia  alami?" begitu pikiran Elis. Namun, kasih Tuhan yang Dia rasakan melalui  lagu yang masih berputar tersebut membuatnya tidak dapat berkata-kata  apa, selain berserah kepada-Nya.   Hari demi hari dilewati Elis sebagai seorang dokter  di sebuah klinik kecil. Bagi Elis, Sabtu itu akan sama seperti biasanya.  Dia tidak menduga akan mendapat sebuah kejutan. Seorang pria berjaket  kulit yang sedang duduk di teras klinik yang disapanya ketika itu, tidak  lain adalah Antoni, suami yang telah berpisah darinya berbelas-belas  tahun lamanya. Gugup dan terkejut, ia pun masuk ke ruangan praktiknya.  Di sana ia memanggil suster dan  menceritakan mengenai apa yang dialaminya ketika ia menghadiri acara Healing  Movement Camp. Di sana, ia mengalami pemulihan  dari Tuhan. Pada satu sesi mengenai luka batin, Elis harus membongkar isi  hatinya yang hitam karena sakit hati dan dendam atas perbuatan sang  Antoni, sang suami kepada Raja diatas segala raja. Lewat proses yang  panjang, ia pun akhirnya dapat melepaskan pengampunan sejati kepada pria  yang telah menyakiti hatinya tersebut.  14 tahun  sudah Elis berpisah dengan Antoni.  Saat Elis mengampuni Antoni dengan cara yang Tuhan inginkan, doanya pun  terkabulkan pada Sabtu pagi itu.  "Setelah  saya urus satu dua pasien, saya minta dia masuk. Saya bilang, ‘apa  kabar?' Saya salam dia. Saya minta dia masuk persis dengan kondisi  perkenalan saya pertama kali dengan dia di Biak," kata Elis.   "Perasaan saya waktu pertama kali bertemu dengan istri saya  sebetulnya biasa saja sih. Saya pengin ketemu untuk melihat anak-anak.  "bagaimana sih keadaan mereka sekarang, tidak pernah terpikirkan untuk  kembali lagi. Tidak terlintas sama sekali," ujar Antoni.   Kata-kata permintaan maaf akhirnya  keluar dari mulut Elis kepada suaminya. Ia menyadari bahwa selama menjadi istrinya  ia tidak bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Dalam pertemuan  itu, peluk dan cium diberikan Elis kepada Antoni sebagai bentuk kasih dan rasa  rindu dirinya kepada sang suami. Pertemuan itu pun menjadi awal baru  bagi keduanya untuk menjalin hubungan yang sempat terputus belasan tahun  lamanya. Tuhan pun bekerja disana. Berjalan  dengan waktu dimana benih-benih cinta kembali bersemi di hati Elis dan Antoni, kedunya pun  akhirnya memutuskan kembali meneguhkan pernikahan mereka yang sempat  terkoyak belasan tahun  "Kami memutuskan untuk  peneguhan itu sebetulnya keterbukaan saya waktu kejadian masa silam saya  ceritakan dan istri saya sudah mengampuni dan memaafkan saya. Itu  sebetulnya yang membuat saya lebih lega lagi untuk mengatakan, ‘ya sudah  kita peneguhan kembali lagi'" kata Antoni.  9 September 2008, Tuhan menjawab doa Elis. Akhirnya dilangsungkan  peneguhan pernikahan bagi Elis dengan Antoni.   "Aduh bahagiaaaa sekali lebih  dari pernikahan pertama. Ini baru pernikahan saya bilang. Ini kerasa  bahagia dari Tuhan bukan karena cinta buta, cinta yang menggebu-gebu,  kedagingan, tetapi Roh, jiwa  semua dilibatkan sama Tuhan,"  aku Elis dengan wajah yang  berseri-seri. "Saya sangat berterima  kasih terutama kepada Tuhan Yesus. Saya bersyukur mendapatkan istri  sebaik dia." Ungkap Antoni.  "Arti Tuhan Yesus buat  kehidupan saya adalah segalanya. Dia nomor satu, baru keluarga saya.  Bagi saya, Dia adalah hidup mati saya, nafas saya. Tanpa Dia, saya gak  bisa apa-apa. Saya sudah menjalani pahit getirnya hidup sebagai orang  berkecukupan sama sebagai orang yang sangat berkekurangan. Tetapi Tuhan  tetap ada disana menopang saya. Kalau bukan karena Dia, mungkin saya  sudah bunuh diri. Jujur saja, awal-awal perpisahan saya punya perasaan  ingin bunuh diri karena kacau semua hidup saya, tetapi Tuhan pulihkan.  Semua Tuhan izinkan terjadi dan semua Tuhan pulihkan terjadi, saya  belajar hanya Tuhan yang bisa menyelesaikan permasalahan saya, hanya  Tuhan Yesus yang bisa menguatkan dan membuka pintu-pintu kesempatan saya  untuk bisa mendapatkan kemuliaan Dia karena saya melihat betul-betul  ketika tidak ada jalan dan saya angkat tangan ke atas melihat Tuhan, Dia  pasti membuka jalan," ujar Elis mengakhiri kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 01 Maret 2010 pukul 23:00 Wib dalam acara Solusi  Life di O'Channel). Sumber Kesaksian: Elis Anggraeni   | |
| Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini : | |
| Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin! | |
| Saya sudah berdoa dan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi | |
Senin, 01 Maret 2010
RUMAH TANGGA DIPULIHKAN
Langganan:
Komentar (Atom)
moudie-kasenda.blogspot.com on Facebook
 
 




 
 





.jpg)
 
 Postingan
Postingan
 
